PARADIGMA PENDIDIKAN DI INDONESIA KINI


pialaq

Mengutip dari beberapa tulisan online, saya tergugah dengan keadaan pendidikan di Indonesia saat ini, dimana guru sebagai motivator sangat kehilangan arah dalam mengembangkan kurikulum yang saat ini sedang beredar (maaf, kalau saya menggunakan kata “beredar”) karena, saya yakin… tidak lama berselang, akan muncul kembali edaran tentang sebuah kurikulum baru yang promosinya lebih bagus daripada yang sebelumnya.

Saya sangat setuju dengan sebuah tulisan pada sebuah blog yang menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini dititikberatkan pada pendidikan berideologi “Liberal”.

Berikut ini adalah tulisan tersebut yang saya copy dari :

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”color\:black\;”; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:”Times New Roman”; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

http://pendidikankritis.wordpress.com/2008/06/16/ideologi-liberal-pendidikan-kita/

“Melihat pada realitas pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan dasar, maka secara umum ideologi pendidikan Indonesia sekarang ini berkecenderungan pada ideologi pendidikan liberal. Hal tersebut terlihat dari beberapa kebijakan yang relatif liberal.

Pertama, pengacuan pendidikan lebih menitikberatkan pada penguasaan kompetensi, sedangkan kompetensi yang dimaksid selalu mengacu pada kebutuhan dunia kerja kapitalis. Dengan kata lain pendidikan pada akhirnya hanyalah menjadi sekrup kecil dari roda-roda kapitalisme. Seakan persepsi yang didesakkan pada peserta didik, dunia pendidikan, dan bahkan masyarakat luas adalah, “pendidikan untuk bekerja”.

Sedikit banyak memang benar, tapi pada akhirnya hal itu justru menjadikan perspektif memandang pendidikan kian sempit dan menafikan dimensi lain pendidikan, yakni dimensi kemanusiaan. Jadi pembelajaran tidak banyak diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sebagai manusia secara utuh seperti untuk aktualisasi diri, sebagai manusia yang merdeka dan berdaulat dengan dirinya sendiri untuk berproses menjadi manusia. Mereka dikooptasi oleh orientasi kerja, kerja, dan kerja. Di sinilah dalam ranah sosial timbul yang dinamakan dehumanisasi pendidikan; pendidikan tidak menghasilkan manusia yang manusiawi, melainkan manusia-manusia robot, mekanistis, individualis. Kehalusan budi, sopan santun, akhlak muliah, kerendah hatian, tidak diasah dalam pendidikan yang berideologi liberal yang mengabdi pada kapitalisme an sich.

Kedua, pendidikan berideologi liberal menitikberatkan proses pembelajaran pada peserta didik, sementara guru sekadar sebagai motivator, pengarah, bukan aktor utama dalam proses pembelajaran, bukan satu-satunya sumber pembelajaran. Yang dituju adalah aktualisasi diri siswa sepenuhnya. Hal ini artinya merombak tradisi pembelajaran yang telah mendarah daging selama ini di lembaga pendidikan, yakni guru adalah pusat pembelajaran di kelas, yang di-gugu lan ditiru (diiyakan petuahnya dan dianut keteladanannya). Kebijakan ini tidak serta merta menjadikan pembelajaran dan siswa dapat sepenuhnya mengaktualisasikan diri hingga berprestasi menggembirakan.

Guru banyak yang masih konservatif dan tidak dapat memerankan diri sekadar sebagai motivator pembelajaran. Di sisi lain siswa pun belum dapat menerima kehadiran guru sekadar sebagai motivator, siswa masih saja pasif dalam proses pembelajaran. Siswa belum dapat mandiri dan menjadi kritis sebagiamana diharapkan oleh paradigma dan/atau pendidikan liberal. Hal itu terjadi karena mereka masih kentalnya kultur belajar teacher centered selama ini. Yang terjadi selanjutnya adalah gagap proses pembelajaran dalam memadukan antara idealisme sebagaimana kebijakan pemerintah melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang student centered dengan realitas pembelajaran di lapangan yang belum dapat melepaskan diri dari konsep teacher centered.

Ketiga, desentralisasi pendidikan yang satu paket dengan otonomi daerah sebagai kebijakan yang dikeluarkan pascareformasi dengan agenda politik demokratisasi. Demokrasi sebagai anak dari liberalisme dalam konsepsi politik melahirkan kebijakan desentralisasi pengelolaan pemerintahan yang juga berimbas dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk memberrikan kewenangan untuk mengelola secara mandiri bagi daerah dan satuan pendidikan masing-masing.

Kebijakan ini pada akhirnya menuai masalah, terutama ketika pemerintah ngotot memberlakukan ujian nasional (UN) dengan acuan standar nasional, padahal di sisi lain pemerintah juga mengeluarkan kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberikan kebebasan pada masing-masing daerah dan institusi pendidikan untuk memberikan proses pembelajaran optimal namun menyesuaikan dengan kemampuan dan lokal. Akhirnya timbul protes ketika dilaksanakan UN yang mengacu pada standar nasional yang belum tentu sesuai dengan standar lokal masing-masing daerah dan satuan pendidikan. Terjadi semacam ketidakadilan dan kerancuan paradigmatik di mana masing-masing satuan pendidikan diberi kebebasan menyusun proses pembelajaran sesuai dengan kekhasan, potensi, dan kemampuan yang ada dengan tanpa menafikan upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, namun di sisi lain kebebasan tersebut dirampas oleh adanya standarisasi nasional UN sebagai penentu kelulusan siswa. Standar inilah yang seringkali tidak dapat dijangkau oleh satuan pendidikan di daerah yang relatif terbelakang. Pelaksanaan UN ini pun pada akhirnya berakibat pada banyak kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaannya.

Konsepsi ideologis yang menghegemoni pemikiran dan kebijakan pendidikan pada akhirnya memberi warna cukup beragam untuk dunia pendidikan kita. Selayaknya dalam gerusan globalisasi, neoliberalisme, dan kapitalisme sekarang ini semua stakeholder dunia pendidikan, terutama pemerintah dan Depdiknas memiliki konsep yang jelas, tegas, dan kuat secara ideologis untuk menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan yang tepat, hingga tidak terlalu berisiko menimbulkan problem paradigmatik dan implementatif. Jika tidak, maka agaknya selamanya dunia pendidikan kita akan selalu disibukkan untuk mengatasi masalah-masalah yang sebetulnya tidak perlu terjadi jika pemerintah memiliki landasan ideologis pendidikan yang jelas dan sesuai dengan konteks keindonesiaan.

Beberapa pendidik kritis Indonesia telah memulai langkah besar menggali filosofi dan ideologi pendidikan kita, H.A.R Tilaar dengan pedagogik transformatifnya, (alm) Mansour Fakih dengan pendidikan partisipatoris-emansipatorisnya, Y.B Mangunwijaya dengan SD Mangunan yang humanisnya, Winarno Surakhmad dengan paradigma Gurunya, Mochtar Buchori, Darmaningtyas, dan lainnya, tapi di antara beliau-beliau sudah meninggal dan tua, lalu siapa yang mesti meneruskan perjuangan itu jika bukan kaum muda?”


Nah…sebagai seorang calon guru ataupun telah menjadi seorang pendidik, apapun kurikulum yang berlaku, janganlah kebingungan, terapkanlah apa yang sedang berlaku tanpa mengabaikan hati nurani masing-masing. Jadikanlah peserta didik kita sebagai sebuah subyek sekaligus obyek yang akan menjadi teman kita dalam mencari ilmu. Karena ilmu itu bagaikan lautan yang luas, tak ada seorang pun yang dapat dikatakan pintar. Jadi jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah diperoleh.

MARI MENJADI GURU YANG BAIK BUAT PARA SISWA!!!

PERANAN GURU SEBAGAI MANAJER


<!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P.sdfootnote { margin-left: 0.2in; text-indent: -0.2in; margin-bottom: 0in; font-size: 10pt } P { margin-bottom: 0.08in } A:link { color: #0000ff } A.sdfootnoteanc { font-size: 57% } –>

TUGAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN

GURU SEBAGAI MANAJER DALAM KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

NAMA : IRA DAMAYANTI

STAMBUK : 10535 1694 05

PROGRAM STUDI : S 1

JURUSAN : BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Guru Sebagai seorang Manajer dalam Kegiatan Belajar Mengajar”

Makalah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya, karena memuat mengenai cara-cara serta peranan yang dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan efektivitas mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen “Manajemen Pembelajaran” yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah ini.

Namun kami menyadari bahwa apapun yang kami laksanakan tak luput dari kekurangan, olehnya itu kami menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah yang selanjutnya.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hambaNya dan semua amal bakti kita dapat bernilai ibadah di sisiNya.

Amin Ya Rabbil Alamin.

Billahi Fiisabilil Haq Fastabiqul Khaerat.

Makassar, 31 Januari 2009

Penulis

Manajemen Pembelajaran

Pendahuluan

Peran guru di sekolah tidak hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi juga sebagai motivator, informator, mediator, dan fasilitator. Guru lebih sering berkomunikasi dan bertatap muka langsung dengan siswa sehingga guru lebih mengetahui kemampuan siswanya. Dibandingkan orang tua, guru lebih tahu seberapa jauh kemampuan anak didiknya dalam mengikuti pelajaran, karenanya guru tidak hanya sebatas menjelaskan materi pelajaran yang diampunya tetapi juga harus memotivasi anak didiknya agar tetap semangat belajar dan tidak mudah putus asa. Komunikasi yang baik antara guru dan siswa pasti akan menjadikan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, sehingga semua siswa juga tidak akan merasa bosan mengikuti pelajaran. Perhatian guru kepada siswa juga menjadi semangat tersendiri bagi siswa untuk tetap rajin belajar.

Guru adalah sebagai seorang manajer di dalam organisasi kelas. Sebagai seorang manajer, aktivitas guru mencakup kegiatan merencanaka, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya.

Tujuan profesional guru adalah melakukan kegiatan mengajar, dan selanjutnya murid memberikan respon-respon yang disebut belajar. Interaksi kedua kegiatan ini mencakup mengajar dan belajar di dalam kelas disebut proses pengajaran.

Peranan guru sebagai manajer dalam proses pengajaran :

  1. Merencanakan ; menyusun tujuan pengajaran

  2. Mengorganisasikan; menghubungkan seluruh sumber daya belajar-mengajar1

  3. Memimpin ; memberi motivasi para peserta didik

  4. Mengawasi; apakah kegiatan itu mencapai tujuan.

Peran guru sebagi manajer melakukan pembelajaran adalah proses mengarahkan anak didik untuk melakukan kegiatan dalam rangka perubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotorik) menuju kedewasaan.

Pembelajaran efektif hanya ada pada sekolah yang efektif. Karena itu, inti kegiatan sekolah adalah kegiatan belajar mengajar efektif, untuk melahirkan lulusan (outcome) yang memiliki kepribadian yang baik.

Sekolah yang efektif memiliki unsur utama :

  1. kepemimpinan

  2. lingkungan sekolah,

  3. kurikulum

  4. pengajaran di kelas

  5. penilaian

Keberhasilan proses pengajaran yang dilaksanakan akan ditentukan pendayagunaan sumber daya pengajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan. Sumber daya pengajaran yang dipilih secara hati-hati yang disiapkan akan dapat mencapai tujuan adalah :

  1. Memotivasi pelajar dan meningkatkan perhatian

  2. melibatkan pelajar secara lebih kuat

  3. pembentukan kepribadian individu dalam pengajaran

  4. menjelaskan dan illustrasi

  5. memberikan sumbangan ; penguatan / penghargaan

  6. memberikan peluang bagi analisis, kinerja dalam perubahan.

Pembelajaran Efektif

Muara dari berfungsinya dengan baik pengelolaan pembelajaran adalah pembelajaran efektif. Artinya dari posisi guru tercipta mengajar efektif dan dari segi murid tercipta belajar efektif.

Guru yang berhasil adalah mengajar murid bagaimana memiliki informasi dalam pembicaraan dan membuatnya menjadi milik mereka. Sedangkan pelajar efektif adalah membentuk informasi, gagasan dan kebijaksanaan dari guru mereka dan mengunakan sumber daya belajar secara efektif.

Di sini peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan pembelajaran yang kuat atau tangguh. Intinya, adalah proses pembelajaran dipahami sebagai penataan lingkungan yang di dalamnya para pelajar dapat berinteraksi dan belajar bagaimana cara belajar. Untuk mencapai pembelajaran aktif, maka satu aspek penting di dalamnya adalah masalah metode yang digunakan guru dalam menciptakan belajar aktif.

Sesungguhnya tidak ada satupun metode pembelajaran yang paling baik bila dibandingkan dengan yang lainnya. Artinya masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahannya. Dalam konteks ini, setiap metode pembelajaran yang membantu siswa melakukan kegiatan dengan mengkonstruksi pengetahuannya yang mereka pelajari dengan baik, dapat dikatakan sebagai metode, yang dapat mendorong kegiatan belajar aktif. Namun demikian, tidaklah cukup hanya beberapa metode yang dapat mendorong siswa belajar aktif. Salah satu diantaranya adalah metode penemuan dengan penekanan pada kerangka metode ilmiah.

Dalam penerapan metode ilmiah, penemuan, siswa dilatih untuk terbiasa melakukan pengamatan, membuat hipotesis, memunculkan prediksi, menyaji hipotesis, memecahkan masalah, mencari jawaban sendiri, menggunakan kejadian, meneliti, berdialog, melakukan refleksi, mengungkapkan pertanyaan dan mengekspresikan gagasan selama proses pembentukan kontruksi pengetahuan yang baru.

Menjadi Guru yang Efektif

Selain mengajar dan mendidik siswanya, guru juga merupakan orang tua kedua di sekolah. Guru diharapkan dapat membantu siswanya dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dialami siswanya.

Cara yang konstruktif dalam membantu murid menyelesaikan masalahnya misalnya dengan melakukan hal-hal berikut :

  1. Mendengar pasif (Diam). Hal ini merupakan pesan nonverbal yang kuat yang membuat murid merasa diterima dengan tulus dan mendorongnya mengungkapkan masalah dengan lebih dalam. Tapi diam tidak membuktikan bahwa Anda benar-benar menaruh perhatian atau mengerti.

  2. Respon Pengakuan. Isyarat non verbal (mengangguk, mengerutkan dahi, tersenyum) dan isyarat verbal (”Oh”, “Saya tahu”) memberitahu murid bahwa anda benar mendengarkan dan menyatakan bahwa anda masih memperhatikan dan anda tertarik (empati). Tapi tidak membuktikan bahwa guru memahami masalahnya.

  3. Kunci Pembuka, Ajakan untuk Bicara. Hal ini memberikan dorongan tambahan agar murid berbicara lebih banyak, lebih dalam atau bahkan untuk mulai berbicara. Misal : “Apakah kau ingin membicarakan hal itu lebih lanjut ?”, “Itu sangat menarik, apa lagi ?”, “Sepertinya engkau mempunyai perasaan mendalam tentang hal itu”, “Saya terkesan dengan apa yang kau katakan”, “Apakah kau mau membicarakan hal itu ?”. Cara ini tidak efektif untuk menunjukkan suatu penerimaan, pengertian atau kehangatan. ‘Membuka pintu’ bukan menjaga ‘pintu tetap terbuka’. Bila terlalu sering digunakan akan menjadi klise.

  4. Mendengar Aktif (Umpan Balik). Membuktikan bahwa pendengar mengerti. Perlu diperhatikan bahwa apa yang dikatakan murid sering merupakan pesan yang telah disandikan. Sebagai contoh pertanyaan “Jam berapa sekarang” dapat berarti pesan bahwa “Saya lapar”. Dengan mendengar aktif murid dan anda akan tahu bahwa pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar, dan tidak hanya merespon sandinya saja.

Contoh : Murid : Sekolah ini tidak sebagus sekolah saya dulu. Murid-murid di sana sangat ramah.
Guru : Kau merasa dikesampingkan di sini.
Murid : Iya.
atau
Murid : Saya tak tahu apa yang akan saya ambil di perguruan tinggi nanti. Saya ingin mengambil teknik sipil, tapi ibuku ingin akau mengambil matematika.
Guru : Kau bimbang antara keinginanmu dan keinginan ibumu.
Murid : He-eh.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran bukan ditentukan oleh satu faktor saja, akan tetapi oleh berbagai faktor internal dan eksternal sekolah. Hubungan ini ada tiga perlakuan yang harus dilakukan adalah :

  1. membuat perencanaan yang baik.

  2. Komunikasi efektif / pesan yang disampaikan dipahami

  3. mengusahakan dengan kesungguhan dan pengharapan tinggi agar siswa memiliki prestasi tinggi.

Dapat dikatakan bahwa pembelajaran akan memikat hati siswa apabila mereka diperintahkan sesuai hal-hal berikut :

  1. Sampaikan informasi dalam bahasa mereka (jelas)

  2. Berikan contoh tentang hal-hal tersebut,

  3. memperkenalkannya dalam berbagai arahan dan keadaan

  4. melihat hubungan antara informasi dan fakta atau gagasan lainnya

  5. membuat kegunaannya dalam berbagai cara.

  6. Memperhatikan beberapa konsekuensi informasi tersebut.

  7. Menyatakan perbedaan informasi itu dengan lainnya.

Pembelajaran efektif ialah mengajar prinsip, prosedur dan desain sehingga tercapai tujuan perubahan tingkah laku anak, sedangkan belajar aktif yang dilakukan siswa adalah belajar yang melibatkan seluruh unsur fisik dan psychis untuk mengoptimalkan pengembangan potensi anak. Karena itu, pembelajaran aktif yang efektif adalah yang memenuhi multi tujuan, multi metode, multimedia/sumber dan pengembangan diri anak.

Perlu digunakan metode dan stgrategi pembelajaran aktif. Pembelajaran efektif; menentukan cara terbaik bagi pembelajar untuk belajar; isi.

Penjabaran Manajemen Pembelajaran

A. Pentingnya perencanaan dibuat oleh guru

Perencanaan dapat mengurangi kecemasan ketidakpastian

  1. Perencanaan memberikan pengalaman pembelajaran bagi guru

  2. Perencanaan membolehkan para guru untuk mengakomodasi perbedaan individu pada murid.

  3. Perencanaan memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran

Selain dari itu, guru melakukan perencanaan pembelajaran untuk :

  1. Menganalisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan

  2. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / Belajar

  3. Menulis tujuan belajar (merumuskan tujuan)

  4. Memilih strategi pembelajaran

  5. Perbaikan dan Penyesuaian

  6. Pelaksanaan program

  7. Monitoring program

B. Pengorganisasian

Pengorganisasian dalam pembelajaran adalah pekerjaan yang dilakukan guru dalam mengatur dan menggunakan dunia belajar dengan maksud mencapai tujuan belajar diantaranya :

  1. Cara yang efektif dan efisien, yakni:

1. Memilih alat taktik yang tepat (metode)

2. Memilih alat bantu belajar atau audiovisual yang tepat.

3. Memilih besarya kelas (jumlah murid)

4. Memilih strategi yang tepat.

  1. Pengelolaan kelas meliputi :

a. Pengolahan yang berkaitan dengan siswa

b. Pengolahan yang berkaitan dengan fisik (ruangan, perabot).

C. Kepemimpinan pengajaran

Peran guru dalam pembelajaran:

  1. memperkokoh motivasi siswa

  2. memilih strategi mengajar yang tepat

Motivasi adalah kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu dan meliputi :

  1. Kebutuhan psikologi

  2. kebutuhan rasa aman

  3. kebutuhan sosial

  4. kebutuhan harga diri

  5. kebutuhan aktualisasi diri

D. Mengevaluasi pengajaran

Fungsi Evaluasi :

  1. untuk diagnostik dan pengembangan

  2. untuk seleksi ; jabatan dan jurusan

  3. untuk kenaikan kelas

  4. untuk penempatan

Manfaat evaluasi pengajaran

  1. mengukur kompetensi atau kapabilitas

  2. menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan

  3. merumuskan rangking siswa dalam hal prestasi

  4. memberikan informasi guru tentang cacah / strategi.

  5. merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pembelajaran; pengayaan dan remedial.

Daftar Pustaka

2http://manajemensekolah.teknodik.net/?cat=1

http://donupermana.wordpress.com/makalah/cara-mengajar-efektif/

http://www.one.indoskripsi.com/click/7863/0 – 21k –

http://www.pepak.sabda.org/pustaka/030230/ – 26k –

1IRA_DAMAYANTI/10535169405/BI/UNISMUH/09

2IRA DAMAYANTI/unismuh/09/10535169405

Al Islam dan KeMuhammadiyahan


Dear, friends…kemarin..saya dapat tugas dari dosen. Buat makalah tentang Muhammadiyah. Saya udah buka internet dan mendapatkan materi banyak juga sih. Khan sayang kalau makalahnya gak diposting. Itung-itung buat bantu teman-teman yang kepengen buat makalah seperti itu pula. Trus, tak lupa pula saya ucapin terima kasih tak terhingga buat teman yang udah membuat postingannya di blog hingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.. walaupun mungkin, makalah ini masih sangat jauh dari nilai baik, tapi semoga bermanfaat…

<!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } H3 { margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in; page-break-after: auto } H3.western { font-family: “Times New Roman”, serif; font-size: 13pt } H3.cjk { font-family: “Lucida Sans Unicode”; font-size: 13pt } H3.ctl { font-family: “Tahoma”; font-size: 13pt } P { margin-bottom: 0.08in } H5 { margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in; page-break-after: auto } H5.western { font-family: “Times New Roman”, serif } H5.cjk { font-family: “Lucida Sans Unicode” } H5.ctl { font-family: “Tahoma” } A:link { color: #0000ff } –> <!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } H3 { margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in; page-break-after: auto } H3.western { font-family: “Times New Roman”, serif; font-size: 13pt } H3.cjk { font-family: “Lucida Sans Unicode”; font-size: 13pt } H3.ctl { font-family: “Tahoma”; font-size: 13pt } P { margin-bottom: 0.08in } A:link { color: #0000ff } –>

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNyalah sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tokoh Pendiri Muhammadiyah”

Makalah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya, karena memuat mengenai Tokoh Pendiri Muhamamadiyah. Muhammadiyah adalah sebuah pergerakan muslim yang ada di Indonesia yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar .

Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen “AIK” yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah ini dan juga semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Namun kami menyadari bahwa apapun yang kami laksanakan tak luput dari kekurangan, olehnya itu kami menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah yang selanjutnya.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hambaNya dan semua amal bakti kita dapat bernilai ibadah di sisiNya.

Amin Ya Rabbil Alamin.

Billahi Fiisabilil Haq Fastabiqul Khaerat.

Makassar, 15 Februari 2009

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1912Miladiyah oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan nama KH.A.Dahlan.

Pada tahun itu, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.



BAB II

PEMBAHASAN

A. KH. Ahmad Dahlan: Tokoh Pembaru Islam Indonesia dan Pendiri Muhammadiyah

Lahir dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1868 M bertepatan dengan 1285 H, di Kauman, Yogyakarta. Ayahnya bernama KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman seorang ulama dan khatib terkenal di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta saat itu yang jika diteruskan, maka garis keturunan KH. Ahmad Dahlan akan sampai ke Maulana Malik Ibrahim seorang wali besar dan salah satu wali yang berpengaruh di antara wali songo. Sedangkan ibunya Nyai Abu Bakar adalah putri KH. Ibrahim bin KH. Hasan, pejabat Kapengulon Kesultanan di Yogyakarta. Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991).

Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadla bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).

Pendidikan agama pertama kali ia terima langsung dari orangtuanya. Saat itu kebiasaan anak-anak kiai Kauman adalah belajar ilmu Fiqh, Al-qur’an, tata bahasa Arab, seperti nahwu dan sharaf, hadis dan ilmu-ilmu lainnya, mereka pun belajar pencak silat. Karena saat itu kondisi masyarakat sekitar jika belajar di sekolah milik penjajah maka akan dicap sebagai kafir. Maka pusat kegiatan mereka dalam menimba ilmu adalah masjid atau surau.

Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan dan iapun diangkat menjadi khatib amin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta. Pada tahun 1902-1904, ia menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya yang dilanjutkan dengan memperdalam ilmu agama kepada beberapa guru di Makkah.

Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Siti Walidah binti Haji Fadhil seorang pahlawan nasional dan pendiri Aisyiyah yang kelak akan lebih dikenal dengan sebutan Nyai Ahmad Dahlan yang masih saudara dari garis ibunya. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).

Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).

Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam’iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi.

Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-Iain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah.

Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama’ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan dan Jama’ah-jama’ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta’awanu alal birri, Ta’ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).

Sepulang dari Mekah ia menikah dengan Siti Walidah binti Haji Fadhil seorang pahlawan nasional dan pendiri Aisyiyah yang kelak akan lebih dikenal dengan sebutan Nyai Ahmad Dahlan yang masih saudara dari garis ibunya. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).

Ahmad Dahlan adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang luas. Meskipun usianya baru dua puluh tahun, ia mulai merintis jalan pembaruan di kalangan umat Islam. Misalnya, membetulkan arah kiblat shalat pada masjid yang dipandang tidak tepat arahnya yang sesuai dengan perhitungan menurut ilmu falakiyah yang dikuasainya. Usaha ini sempat menimbulkan insiden yang membuat diri dan istrinya hampir saja meninggalkan Kauman Yogyakarta selamanya. Kemudian memberikan pelajaran agama di sekolah negeri yang saat itu tidak pernah dilakukan oleh kyai lainnya.

Ahmad Dahlan juga sangat memperhatikan kaum dhuafa, anak yatim, dan fakir miskin agar selalu diperhatikan dan diayomi. Hal ini selalu ia ingatkan kepada murid-muridnya agar selalu memperhatikan dan menolong kaum dhuafa tersebut. Pernah suatu ketika beliau memberikan pelajaran kepada murid-muridnya tentang surat Al-Ma’un. Namun, surat Al-Ma’un ini selalu beliau ulang-ulang dalam setiap pertemuan pengajian sehingga menimbulkan protes dari murid-muridnya. Setelah dijelaskan lalu setelah pengajian selesai dan murid-muridnya masing-masing membawa anak yatim dan disantuni secukupnya.

Sebagai seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan sehari-harinya, ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk dirinya sendiri, yaitu :

“Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya (diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).

Dari pesan itu tersirat sebuah semangat yang besar tentang kehidupan akhirat. Dan untuk mencapai kehidupan akhirat yang baik, maka Dahlan berpikir bahwa setiap orang harus mencari bekal untuk kehidupan akhirat itu dengan memperbanyak ibadah, amal saleh, menyiarkan dan membela agama Allah, serta memimpin ummat ke jalan yang benar dan membimbing mereka pada amal dan perjuangan menegakkan kalimah Allah. Dengan demikian, untuk mencari bekal mencapai kehidupan akhirat yang baik harus mempunyai kesadaran kolektif, artinya bahwa upaya-upaya tersebut harus diserukan (dakwah) kepada seluruh ummat manusia melalui upaya-upaya yang sistematis dan kolektif.

Sikap dan perilaku kiai Ahmad Dahlan yang berhaluan modernis mulai dikenal secara luas sebagai orang muda yang rasional dan kritis terhadap agama. Kehadirannya telah menarik perhatian sejumlah kalangan kiai di sekitarnya dan kalangan priyayi yang terlibat pergerakan dan pendidikan. Kiai Ahmad Dahlan muda yang selalu haus akan ilmu pengetahuan agama tersalurkan keinginannya dengan cara berguru ngaji kepada sejumlah kiai. Di antaranya kepada Kiai Mohammad Nur, kakak iparnya sendiri, KH. Said, Kiai Mukhsin, Kiai Abdul Hamid di Lempuyangan, R. Ng. Sosrosugondo (ayahanda dari Ir. Suratin tokoh sepakbola), dan R. Wedana Dwijosewoyo. Untuk ilmu hadis ia belajar kepada Kiai Makhfudh dan Syaikh Khaiyat. Untuk ilmu falak ia berguru kepada KH. Dahlan dari Semarang putra dari Kiai Termas yang juga menantu Kiai Sholeh Darat dari Semarang, juga memperoleh bimbingan dari Syaikh Mohammad Jamil Jambek dari Bukittinggi.

Kiai Ahmad Dahlan selain menjabat sebagai khatib Amin di Kapengulon, dipercaya pula untuk mengajarkan dasar-dasar agama Islam di sekolah-sekolah negeri, seperti di sekolah guru atau Kweekschool sering disebut Sekolah Raja di Jetis Yogyakarta; Sekolah Pamong Praja atau Osvia (Opleidingschool Voor Inlandsch Ambtenaren) di Magelang.

Pengalaman terlibat dalam dunia sekolah dan cita-citanya yang ingin memperbarui umat Islam lewat perubahan pemikiran, sikap dan perilaku memutuskan bahwa ia harus segera mendirikan sekolah agama, tetapi juga memberikan waktu bagi mata pelajaran ilmu pengetahuan.

Seperti kiai-kiai pada masa tersebut, sebelum Kiai Ahmad Dahlan mengimplementasikan pemikirannya untuk mendirikan sekolah tersebut, ia melaksanakan shalat istikharah berulang-ulang kali dan menyampaikan gagasannya ini kepada rekan-rekannya yang aktif dalam pendidikan dan pergerakan Budi Utomo. Setelah itu, ia bertambah yakin untuk mendirikan sekolah. Maka ia mendirikan sekolah yang diberi nama “Sekolah Muhammadiyah” yang kemudian dikenal dengan Madrasah Mu’allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu’allimat (Kweekschool Istri Muhammadiyah) yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan ilmu pengetahuan umu dan huruf latin sesuai dengan keinginan semula.

Selanjutnya guna menyebarluaskan pemikirannya tentang pembaruan Islam di Indonesia ini dan mewujudkan perintah Allah yang selalu ditelaahnya dan disampaikan kepada muridnya. Sepeti Surat Ali Imran [3] ayat 104 yang berbunyi:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Maka Pada tahun 1912 atau tepatnya pada tanggal 18 Nopember 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Sejak awal Kiai Ahmad Dahlan menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini ternyata selain mendapatkan dukungan dan simpati, juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-Iain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama’ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan dan Jama’ah-jama’ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta’awanu alal birri, Ta’ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).

Sampai akhir hayatnya (wafat tahun 1923) KH. Ahmad Dahlan menjadi ketua Pusat Muhammadiyah. Dengan bendera Muhammadiyah yang dikibarkannya sejak 1912 telah melakukan banyak pekerjaan besar bagi kemajuan bangsa dan masa depan umat Islam. Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut :

  • KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.

  • Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat, dengan dasar iman dan Islam.

  • Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.

  • Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan. (zarkasih)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Muhammad Darwis dididik dalam lingkungan pesantren sejak kecil yang mengajarinya pengetahuan agama dan bahasa Arab. Ia menunaikan ibadah haji ketika berusia 15 tahun (tahun 1883), lalu dilanjutkan dengan menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun. Disinilah ia berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia islam, seperti Muhammad Abduh, Al Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibn Taimiyah. Buah pemikirannya penuh disemangati oleh aliran pembaharuan ini kelak kemudian hari menampilkan corak keagamaan yang sama, yaitu melalui Muhammadiyah, yang bertujuan untuk memperbaharui pemahaman keagamaan (keislaman) di sebagian besar dunia Islam saat itu yang masih bersifat ortodoks (Kolot). Ortodoks ini dipandang menimbulkan kebekuan ajaran islam, serta stagnasi dan dekadensi (keterbelakangan) moral ummat islam. Oleh karena itu, pemahaman keagamaan yang statis ini harus dirubah dan diperbaharui dengan gerakan purifikasi atau pemurnian ajaran Islam dengan kepada Al Qur’an dan Al Hadits.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org

http://www/eramuslim.net/?buka=show biografi & id

http://www.gimonca.com/sejarah/sejarah06.shtml

http://zidanrajaayah.blogspot.com/2008/07/kh-ahmad-dahlan-tokoh-pembaru-islam.html

www.pkesinteraktif.com


contoh proposal usaha


buat teman-teman yang kebingungan cari contoh proposal, ini saya punya beberapa contoh proposal usaha yang bisa digunakan. Proposal ini saya dapatkan dari berbagai sumber, dan telah melewati berbagai edit. Jadi, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah saya peroleh sumbernya. Semoga ini dapat bermanfaat bagi Anda semua…karena saya juga telah mengalami hal yang sama, yaitu kebingungan ketika mendapatkan tugas kewirausahaan..

Tugas Wirausaha

BUDIDAYA RUMPUT LAUT

NAMA : IRA DAMAYANTI
STAMBUK : 10535 1694 05
PROGRAM STUDI : S 1
JURUSAN : BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2009
PERENCANAAN BISNIS
PT LAUT SEGARA
BUDI DAYA RUMPUT LAUT

Nama Pengusaha
LA PATANG

Disusun oleh :
IRA DAMAYANTI

BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2009
PT. LAUT SEGARA
Jl. H. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba
Sulawesi Selatan
Telp. (0418)-8219525
No. : …/I01.4/LS/C/II/2009 05 Februari 2009
H a l : Permohonan Bantuan Dana Usaha

Kepada
Yth : Subdit Pengembangan Manajemen dan Komoditas
Jl. Bandang No.125
Bulukumba
Telepon 0418 78732

Dalam menghadapi era perdagangan bebas, sangat dibutuhkan peningkatan persaingan pasar guna meningkatkan perekenomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia.

Menanggapi hal tersebut, PT. Laut Segara bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi dan juga tenaga kerja.

Bersama ini kami sampaikan permohonan proposal bantuan modal sebesar
Rp. Rp. 64.362.500 x 6 (banyaknya periode)= Rp386.175.000. untuk ekspandi perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini,kami lampirkan sebagai berikut :
1.Foto Copy Surat Izin Domisili
2.Foto Copy SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
3.Foto copy NPWP
4.Foto copy Sertifikat Tanah Hak Milik
5.Foto copy IMB (Izin Mendirikan Bangunan
6.Foto Copy Kartu Keluarga
7.Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Besar harapan kami permohonan ini dapat terealisir sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada proposal.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami
PT. Laut Segara

La Patang
Direktur

A.Data Perusahaan
1.Nama Perusahaan : PT. Laut Segara”
2.Bidang Usaha : Produsen Food
3.Jenis Produk : Budidaya Rumput Laut
4. Alamat Perusahaan : Jl. H. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan
5. Nomor Telepon : 0418-78732

B.Data Pemilik
1.Nama Pemilik : La Patang
2.Jabatan : Direktur
3.Tempat tanggal lahir :Bulukumba, 27 Juni 1967
4.Alamat Rumah :Jl. Bandang No. 03, Bulukumba, Sulawesi Selatan
5.Nomor Telephon : 0857645321
6.Struktur Organisasi :

C.Data Konsultan
1.Nama Konsultan : Rita Puspita Dewi, S.E, M.M
2. Jabatan : Direktur Pusat Pengembangan Ekonomi dan Manajemen Bulukumba.
2.Tempat Tanggal lahir : Makassar, 15 April 1980
3.Alamat Rumah : Jl. Cik Di Tiro No.25, Bulukumba, Sulawesi Selatan
4.Nomor Telephon : 085242280888
5.Alamat E-mail ; Rita-dewi@gmail.com
6.Pendidikan Terakhir : Magister Manajemen (S2)
7.Pengamalan Kerja : Konsultan di beberapa UMKM

D.Alasan Pemilihan budidaya rumput laut

BUDIDAYA RUMPUT LAUT
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.
Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium
Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar.
Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering.
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial.
Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan. Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut.
Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank.
ASPEK KEUANGAN
KEBUTUHAN BIAYA PROYEK
Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas : Pengadaan bambu, tali nilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan pondok tunggu.
Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas : biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen.
Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut
a. Biaya Investasi

Periode 1.
– Rakit Apung
Rp. 25.625.000
– Bibit (E. Cotton)
Rp. 12.500.000
– Tempat dan alat penjemuran
Rp 4.500.000
– Sampah Perahu ketinting
Rp. 3.500.000
– Rumah tunggu
Rp. 3.000.000
Jumlah investasi periode1
Rp 49.125.000
Periode 2
Rp. 0
Periode 3

Rakit Apung
Rp. 11.875.000
Periode 4
Rp 0
Periode 5
Rp. 0
Periode 6

Rakit Apung
Rp. 11.875.000
Total investasi
Rp. 72.875.000
Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu dan tali rafia untuk rakit apung, sedangkan tali ris dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengan dilakukan penggantian bambu dan tali rafia pada rakit apung, maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun mengalami peningkatan, yang masing-masing periode sebesar Rp. 4. 875.000
b. Biaya Tenaga Kerja
– Periode 1
Rp. 13.987.500
– Periode 2
Rp 13.687.500
– Periode 3
Rp 8.812.500
– Periode 4
Rp. 8.812.500
– Periode 5
Rp. 13.687.500
– Periode 6
Rp. 8.812.500
Total Biaya Tenaga kerja
Rp. 67.800.000.
c. Biaya Operasi Perahu :
– Periode 1
Rp. 1.125.000
– Periode 2
Rp 1.125.000
– Periode 3
Rp 1.125.000
– Periode 4
Rp. 1.125.000
– Periode 5
Rp. 1.125.000
– Periode 6
Rp. 1.125.000
 

Total Biaya Operasi Perahu
Rp. 7.500.000
Total biaya Proyek per tahun
Rp. 148.175.000
Kebutuhan biaya proyek selama periode pertama adalah

– Biaya Investasi
Rp. 49.125.000
– Biaya tenaga kerja
Rp. 13.987.500
Total
Rp. 64.362.500

ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN:
Kekuatan :
1.Harga Terjangkau
2.Kualitas terjamin
3.Kebersihan Rumput laut terjamin
Kelemahan :
1.Manajemen tradisional
2.Sarana dan prasarana sederhana
3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan
4.Pemasaran yang masih terbatas
Peluang :
1.Pangsa pasar yang masih luas
2.Bahan baku yang mudah di dapat
3.Pesaing besar relatip terbatas
4.Biaya produksi yang terjangkau
Ancaman :
1.Munculnya pesaing baru

RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN
Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi perusahaan akan meningkatkan kapasitas 50 % dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dana sebesar Rp386.175.000. Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas tempat usaha.

PENUTUP
Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.

Bulukumba, 05 Februari 2009
Konsultan

Rita Puspita Dewi, S.E, M.M

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROPINSI SULAWESI SELATAN KOTA MAKASSAR
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)MENENGAH
NOMOR : 0820 -130 / 2023/PM/XI/2000

NAMA PERUSAHAAN : PT. LAUT SEGARA
ALAMAT KANTOR PERUSAHAAN : Jl. H. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba
Sulawesi Selatan

NAMA PEMILIK/PENANGGUNG JAWAB: LA PATANG
ALAMAT PEMILIK/PENANGGUNG
JAWAB : Jl. Bandang No. 03, Bulukumba, Sulawesi Selatan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK(NPWP) : 2.7546.567.8-586
GOLONGAN USAHA : PERUSAHAAN BESAR
BIDANG USAHA : PERDAGANGAN BARANG
JENIS KEGIATAN USAHA : PERDAGANGAN DALAM NEGERI DAN EKSPOR
JENIS BARANG/JASA DAGANGAN : PRODUSEN FOOD (RUMPUT LAUT)

SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) INI BERLAKU UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN PERDAGANGAN DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA SELAMA PERUSAHAAN MASIH MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA.

DIKELUARKAN DI : BULUKUMBA
PADA TANGGAL : 19 JUNI 2004

Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bulukumba
Kepala,

Drs. Achmad Yardhy
NIP. 070005483