Aku Kembali….Takut!!!


Kamis, 13 Maret 2014….
Aktivitas kembali dijalankan…
Ke sekolah sejak pagi hingga siang hari…sore hari ke kali dan malam hari duduk bercengkrama dengan adik-adik di luar rumah. Dan malam ini tidak seperti malam kemarin…
Malam ini malam Jum’at…selalu dikaitkan dengan mitos bahwa malam Jum’at adalah malam keramat. Namun kami sebagai generasi pendidik pantang untuk mempercayai mitos tersebut. Kami duduk-duduk di honai tanpa penerangan dan malam lumayan gelap apalagi di sekeliling kami suara burung-burung malam dan juga jangkrik hutan meramaikan acara duduk-duduk kami. Sambil main gitar, Idhan menyanyi dan akupun turut mengikuti lagu yang dinyanyikan olehnya walaupun dengan suara sumbang dan sengaja dibuat tak terlalu jelas karena aku tak hafal lirik lagunya…hehehehe….
Tiba-tiba darahku terkesiap ketika kudengar Idhan menanyakan mengapa kabel yang terbentang dari ruangan laboratorium ke rumah adik-adik yang saat itu mereka sedang duduk-duduk di depan rumahnya terlihat lebih tebal dan sepertinya bergerak-gerak. ..ya ampun…aku segera berdiri dan mendekat ke arah Theo…aku takut…karena yang terbayang di benakku adalah ular dan memang betul bahwa itu ular. Idhan segera memberi tahu mereka bahwa ada ular di kabel menuju ke rumahnya. Mereka segera mengambil kayu dan memukul ular tersebut hingga jatuh ke tanah dan kemudian memukulinya. Aku menjerit dan menahan mereka untuk tidak membunuhnya. Aku lalu menangis ketakutan..dan mereka bilang bahwa tidak usah menangis kanda..Namun ketakutanku saat ini betul-betul tak bisa kubendung. Aku menangis seperti anak kecil. Aku seperti tak menguasai diriku, berdiri di tengah jalan sambil menangis dan menutup mata tapi telinga ini tetap mendengar mereka masih mengurusi ular tersebut. Terdengar suara Ancu yang mengatakan ularnya masih hidup, ekornya bergerak-gerak padahal kepalanya sudah dipisah dari badannya..ohh…aku makin ketakutan. Idhan yang melihatku ketakutan bukannya berusaha menenangkan aku tapi malah memarahiku. Dia mengatakan,”kenapa ngana ini,Ira?seharusnya ngana yang pernah tinggal di sini lama sudah terbiasa dengan binatang melata seperti itu.” Kalau ngana terus manangis bagitu,kita pulang jo.” Lalu Theo pun datang membujuk aku dan berusaha menenangkan diriku. Aku katakan padanya jangan jauh-jauh dariku karena perasaan takut ini semakin menghantui. Setiap bergerak sedikit ataupun melihat benda-benda yang bentuknya panjang pikiran ini selalu menganggapnya bahwa itu adalah ular. Sungguh…aku telah terperangkap dalam ketakutan. Hikkzz…
Akhirnya Theo mengajakku untuk segera beristirahat. Namun setiap mata ini berusaha kupejamkan yang terbayang hanyalah ular dan ular. Malam ini aku betul-betul tersiksa dengan ketakutan akan binatang melata tersebut.
Larut Malam….
Kuambil hape dan kulihat waktu telah menunjukkan pukul 02.15 dan aku belum bisa tertidur sedikitpun. Yang bisa aku lakukan hanyalah berguling ke kiri dan ke kanan. Kulirik ke arah Theo, huffthhh…betapa pulas tidurnya…lalu aku mencoba mendengarkan lantunan ayat suci dari hapeku. Aku tak peduli walaupun hape ini akan lowbat namun yang terpenting adalah agar aku bisa tertidur..dan memang mujarab…aku bisa tertidur hingga beberapa menit kemudian akhirnya tak bisa tertidur lagi karena mendengar suara Idhan yang mengigau dari kamar sebelah dan Theo berusaha membangunkanku dengan mengguncang-guncang badanku.huuffthhh…aku kaget setengah hidup padahal sebenarnya aku sedari tadi sudah mendengar suara igauan Idhan. Akhirnya kembali kuambil hape dan kumatikan mp3nya lalu membuka halaman yang tak pernah absen dari keseharianku yaitu ‘Facebook’. Terlihat masih banyak yang menyala lampu hijaunya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 03.05. Sebenarnya aku ingin bangun untuk mengadu kepadaNya namun syaitan menggangguku dengan mengatakan tak ada air dan juga dia menanyaiku apakah kamu tidak takut kalau begitu jalan ke kamar kecil tiba-tiba di dalam sudah ada ular ataupun lipan?aduhhh…ternyata keinginan ini dikalahkan oleh bujukan syaitan…Astagafirullah!!!
Pukul 03.15…
Aku berusaha keras memejamkan mata agar bisa beristirahat dengan baik. Aku lantas melaksanakan pesan mama dan kakak yang katanya jika kamu dalam dalam keadaan takut atau tak bisa tidur berdzikirlah…lalu akupun berdzikir dalam hati sehingga tak terasa fajar sudah tiba…

Jum’at, 14 Juni 2014
Pagi ini terasa kurang segar bangunnya karena semalaman kurang tidur. Tapi kami bersegera mempersiapkan diri untuk mandi di kali karena hari ini kami berencana untuk lebih cepat ke sekolah. Malu juga jika dilihat oleh siswa-siswa kami dalam keadaan baru pulang dari kali yang otomatis tangan penuh dengan jinjingan berupa jerigen dan juga pakaian basah yang telah dicuci di kali.
Setelah mandi, Theo bergegas untuk sarapan. Dia memanggil Idhan dan juga aku, namun aku masih memiliki rasa malas untuk sarapan sepagi ini. Aku kurang terbiasa sarapan di pagi hari kecuali kalau dipaksa oleh mama selama berada di rumah. Akhirnya Idhan menuruti panggilan Theo dan aku hanya meneguk beberapa tegukan air putih yang membuat aku sudah merasa full tangki…hehehehe…
Kami bersiap-siap untuk ke sekolah. Terdengar pak Kasno sudah ada di kantor. Pak guru yang satu ini adalah guru teladan yang paling disiplin soal waktu. Beliau selalu tiba di sekolah sebelum siswa-siswa yang berada di sekolah. Lalu disusul oleh bunda Sarah dan Ibu Yuli, bu Faridah dan juga bu Stince. Dalam hati aku bergumam bahwa sedikit lagi pak Dwi Purnomo akan menyusul tiba di kantor (koq yakin begitu sih, Ira? Ya iyalahhh…abis suara motornya sudah terdengar dari dekat…heheheheh). Dan tidak lama berselang ketiga personil SM3T Jilid 3 pun sudah menduduki meja mereka masing-masing. Yang belum hadir pagi ini adalah pak Sahrullah, ibu Eva, pak Yesra Kandami dan juga akar alias bapak kepala sekolah…Kami biasa menggunakan istilah tersebut jika sedang bercanda dengan teman-teman di kantor. Yang masih muda-muda dipanggil pucuk dan yang separuh baya dipanggil daun…hehehehe…
Akhirnya, aku telah menyelesaikan mengabsen secara terselubung…hihihiee…gak ada yang meminta ataupun menyuruh koq…aku hanya sedang tidak ada kerjaan setelah menyapu ruangan kantor.
Pukul 09.15 WIT…
Rasa lapar mulai menyerang kampung tengah. Aku bersegera menuju ke rumah mumpung peserta UAS pun sedang istirahat. Lalu aku berjalan menuju ke belakang dan membuka rice cooker juga mengambil piring (lebih tepatnya mangkok plastik karena piring yang aku bawa hanya 3 buah dan semuanya kotor karena belum dicuci). Setelah itu, aku mengambil sayur dan menuangkannya ke dalam mangkok dan juga abon ikan buatanku kemarin. Setiap suapan aku begitu menikmatinya sambil tak lupa melihat ke arah makananku. Entah mengapa pagi ini aku merasa was-was dan sedikit merasa ketakutan. Mungkin karena pengaruh semalam melihat ular.
Lalu pada suapan ketiga aku memekik ketakutan kembali dan segera menaruh mangkok yang aku tempati makan karena di atas sendok yang berisi makanan dan hendak aku masukkan ke dalam mulut terdapat lipan hitam yang panjangnya sebesar jari kelingking. Aku memekik ketakutan dan juga ngeri membayangkan seekor lipan sudah hampir aku gigit..oh Ya Allah!aku sangat takut dan juga jijik. Untung saja sebelum memasukkan makanan ke mulut aku melihatnya terlebih dahulu. Aku pun tak tahu darimana datangnya lipan tersebut. Kalau dikatakan bahwa sudah ada di mangkok sebelum aku makan , tidak mungkin juga karena aku selalu waspada dengan hal-hal seperti itu sejak mengetahui bahwa di tempat ini banyak binatang melata. Ataukah mungkin tiba-tiba jatuh dari atas dan langsung bertengger di sendok makanku?ahhh…aku tak mau tahu sumbernya…yang pastinya hari ini lagi-lagi aku ketakutan dan shock tingkat tinggi atau orang bule bilang ‘hypershock’.
Oh iya, lanjut…ketika aku memekik ketakutan segera kulemparkan mangkok yang aku pegang dan berlari keluar rumah sambil duduk menangis memegang lututku sehingga Idhan dan Amin yang duduk di honai kaget dan berlari menghampiriku. Mereka menanyakan apa yang sedang terjadi, disangkanya aku sedang bertengkar dengan Theo sehingga aku menangis. Sambil menangis sesenggukan, aku menunjuk ke arah mangkok yang tadi kulempar dan anehnya makanannya tidak berserakan dan lipan tersebut masih bertengger di sendok itu. Bagus juga sih…agar mereka betul-betul percaya bahwa apa yang aku takuti itu nyata bukan halusinasi. Lalu mereka menyingkirkan lipan tersebut dan aku tidak tahu langkah apa yang selanjutnya mereka lakukan terhadap lipan itu..huuffthhh…aku tak tahu harus bagaimana lagi untuk mengatasi ketakutan ini…setiap melangkah, aku merasakan bahwa ada lipan yang sedang merayap di lantai..hikkzz…mama…aku takuuutt!

Dengan kejadian beruntun yang membuat aku ketakutan dan hypershock tersebut, ingin rasanya aku segera berlari pulang dan melupakan niatku untuk mengabdi di sini..aku ingin lari ke pelukan mama dan menceritakan apa yang aku alami..


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri Oransbari
Matapelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X / 1 (Wajib)
Materi Pokok : ‘Expressing congratulation
Alokasi Waktu : 2JP (2×45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar
1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.1. Menunjukkan prilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan Komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.5. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari ungkapan ucapan selamat bersayap (extended) sesuai dengan konteks penggunaannya
4.6. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ucapan selamat bersayap (extended) dengan memperhatikan tujuan , struktur text dan unsur kebahasaan secara benar dan seasuai deangan konteks.

Indikator :
a. Siswa dapat menunjukkan kesungguhan belajar bahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan guru dan teman untuk memberi ucapan selamat bersayap (extended)
b. Siswa dapat menunjukkan prilaku jujur , percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi tentang memberi ucapan sealamat bersayap(extended)
c. Siswa dapat mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsure kebahasaan dari ungkapan ucapan selamat bersayap (extended)
d. Menyusun text lisan dan tulisuntuk mengungkapkan dan merespon ucapan selamat bersayap(extended)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa terampil menggunakan ungkapan ucapan selamat bersayap(extended) dalam teks lisan dan tulis sesuai konteks dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab.

D. MATERI PEMBELAJARAN

How to congratulate someone, for example:
– Congratulations!
– I’d like to congratulate you on …
– I must congratulate you on your …
– Well done.
How to respond to congratulations, for example:
– Thanks.
– Oh, not really.
– It’s nice of you to say so.
– How kind of you to say so

E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific approach
2. Model :Discovery learning
3. Teknik :Role play

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : picture
2. Alat : Laptop dan In focus.

3. Sumber Pembelajaran : Kurikulum 2013, Audio CD/ VCD/DVD, SUARA GURU, Koran/ majalah berbahasa Inggris, http://www.dailyenglish.com, http://americanenglish.state.gov/files/ae/resource_files, http://learnenglish.britishcouncil.org/en/, http://www.youtube.com/watch?v=whmVL8_ijv0

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Mengucapkan salam dan berdo’a bersama
b. Memberi motivasi belajar
c. Memberi brainstorming berupa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan seperti :
– have you ever to winning a competation? How are your friends give a utterance ?
– have you ever find congratulated from your friends if you have a birthday?
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
(Based on my questions previously, Now, please guess! what topic are we going to discuss today?)
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
(Yaitu materi tentang ungkapan ucapan selamat bersayap , bagaimana fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan dan tata bahasa, intonasi, tekanan kata dsb)

2. Kegiatan Inti (65 menit)
Mengamati
a. Siswa memperhatikan kata- kata yang akan di lengkapi pada dialoq yang terdapat dalam buku siswa

Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai ungkapan selamat bersayap dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia.

Mengeksplorasi
a. Siswa melengkapi titik – titik dalam percakapan dengan kata – kata yang ada didalam kotak
b. Siswa mempraktekkan percakapan yang telah mereka buat tersebut (role-play) ke depan kelas secara berpasangan.

3. Penutup (10 menit)
– Siswa diberi tugas untuk mencari dari sumber lainnya seperti teksbook dan internet yang berisi ungkapan selamat bersayap
– salam

H. PENILAIAN
1. Jenis/teknik penilaian
– tes tulis dan tes kinerja
Penilaian proses berlangsung selama pembelajaran berlangsung yang dimulai sejak aktivitas mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi hingga mengkomunikasikan.

Sikap:
– observasi, penilaian diri, teman sejawat
(capaian siswa dinilai oleh guru, siswa sendiri dan temnnya dengan menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
– Jurnal, di dalam dan luar kelas, berupa catatan pendidik.
Guru mengobservasi dan mencacatat perilaku siswa yang mencakupi sikap dan keterampilannya
Pengetahuan:
Pengetahuan siswa tentang struktur teks, unsur kebahasaan dievaluasi dengan menggunakan testulis/lisan &penugasan (PR)
Keterampilan:
Unjukkerja/Praktik, jurnal.

2. Bentuk instrumen dan instrumen
Role play (memerankan dialogue dengan menggunakan ungkapan ucapan selamat bersayap (extended)

3. Pedoman penskoran
Rubrik
a. Aspek Sikap
No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Jujur 5: selalu jujur
4: sering jujur
3: kadang-kadang jujur
2: jarang jujur
1: tidak pernah jujur
2. Bertanggung jawab 5: selalu tanggung jawab
4: sering tanggung jawab
3: kadang-kadang tanggung jawab
2: jarang tanggung jawab
1: tidak pernah tanggung jawab
3. Kerjasama 5: selalu kerjasama
4: sering kerjasama
3: kadang-kadang kerjasama
2: jarang kerjasama
1: tidak pernah kerjasama
4 Disiplin 5: selalu disiplin
4: sering disiplin
3: kadang-kadang disiplin
2: jarang disiplin
1: tidak pernah disiplin
5 Percaya diri 5: selalu percaya diri
4: sering percaya diri
3: kadang-kadang percaya diri
2: jarang disiplin percaya diri
1: tidak pernah percaya diri

b. Aspek Pengetahuan
No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Pengucapan 5 = Hampir sempurna
4 = ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
2. Intonasi 5 = Hampir sempurna
4 = ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
3. Ketelitian 5 = sangat teliti
4 = teliti
3 = cukup teliti
2 = kurang teliti
1 = tidak teliti
4. Pemahaman 5 = sangat memahami
4 = memahami
3 = cukup memahami
2 = kurang memahami
1 = tidak memahami

c . Aspek Keterampilan

No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Melakukan tindak komunikasi yang tepat 5 = Selalu melakukan kegiatn komunikasi yang tepat
4 = Sering melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
3 = Beberapa akli melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
2 = Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
1 = tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat

Oransbari, Juli 2014

Mengetahui
Kepala SMA NEGERI ORANSBARI¬ Guru Mata Pelajaran

Drs. Subari Antiochus Irawati , S.Pd.,Gr.
NIP. NIP.

Lampiran
How to congratulate someone, for example:
– Congratulations!
– I’d like to congratulate you on …
– I must congratulate you on your …
– Well done.
How to respond to congratulations, for example:
– Thanks.
– Oh, not really.
– It’s nice of you to say so.
– How kind of you to say so

Task 1
Complete the blanks in the following dialoqs using the words in the box. If needed you may change the parts of speech. As an example see number 1. The answer for number 1 is wonderful

– Good luck what’s new
– It’s good thanks a lot
– Wonderfull popular business
– Congratulations! I’m glad you think
– New hair cut mentioning

1. Dina : Hi, Yuni. What’s your daughter doing these days
Yuni : Oh, she’s in college . In fact she plants to grandmate this June
Dina : Thst’s…………….(1) you must be very proud of her
2. Fuad : Hi Abdel………………?(2)
Abdel : Oh, I’m going to take the driving test tomorrow
Fuad : That’s great, Abdel………..(3)

3. Tuti : How is your business, Ria?
Ria :……………(4) I’v sold 100 items these two days
Tuti :congratulations!
That’s a……………..(5)right now
Ria :…………………………(6)

4. Rudi : You look gorgeous in this wedding dress!……………..(7)
Ian : Thank you very much,……………………..(8) so

5. Ihsan : You look so cute in the……………..(9)
Ali : Oh, thanks for…………………(10)that. By the way , congratulations for winning the
1st prize of the writing competation last week
Ihsan : How nice of you to say that.

Key answer
1. Wonderful
2. What’s new
3. Good luck
4. It’s good
5. Popular business
6. Thanks a lot
7. Congratulation
8. I’m glad you think
9. New hair cut
10. Mentioning

RPP BAHASA INGGRIS KELAS XI SEMESTER GANJIL


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri Oransbari
Matapelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : XI / 1 (Wajib)
Materi Pokok : ‘Expressing Opinion, agree and disagree’.
Alokasi Waktu : 2JP (2×45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
Indikator :
a. Siswa memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
b. Siswa mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
c. Siswa menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.2. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan merespons ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.
Indikator :

Siswa menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan merespons ungkapan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa terampil menggunakan ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

C. MATERI PEMBELAJARAN
“Teks lisan dan tulis ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

1. Fungsi Sosial :
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman, dan orang lain.
2. Struktur teks.
Yuli: I think Rina’s answer to the question is not right. It should be ‘vinegar’.
Vivi: I think it is ‘vinegar’ too, not ‘wine’.

Yani: In my opinion, our volley ball team needs a new coach. Mr. Zulfan cannot handle too many teams himself.
Firda: I agree with you.
Rahmat: Our English should be more active, I suppose. Why don’t we meet three times a week?
Rully: I agree, but after the final exam. Now we are very busy preparing for it.
Unsur kebahasaan
(1) Kosa kata terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler, tugas sekolah, kebersihan lingkungan , dsb.
(2) Tata bahasa: simple past tense, simple present tense present perfect tense.
(3) Ungkapan: I think… I suppose… In my opinion…, agree, diasagree, dsb.
(4) Kata kerja bantu modal: need, should, will, dsb.
(5) Ucapan, tekanan kata, intonasi
(6) Ejaan dan tanda baca
(7) Tulisan tangan

D. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific approach
2. Model :Discovery learning
3. Teknik :Interviewing partner

E. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : Real things
2. Alat : papan tulis .
3. Sumber Pembelajaran : Kurikulum 2013, SUARA GURU,buku teks .

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE-1
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Mengucapkan salam dan berdo’a bersama
b. Memberi motivasi belajar
c. Memberi brainstorming berupa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan seperti :
– can you guess something in my box? Please guess!
It’s not bom!!! Well, let me open the box.
– what is it? Yes it’s scarf.
– What color is it?
– what do you think if I wear this grey
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
(Based on my questions previously, Now, please guess! what topic are we going to discuss today?)
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
(Yaitu materi tentang ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.

2. Kegiatan Inti (65 menit)
Mengamati

a. Siswa mendengarkan dan membaca banyak kalimat yang menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
b. mengikuti interaksi tentang pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.
c. Siswa menirukan contoh-contoh kalimat yang menyatakan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
d. Siswa mengidentifikasi kalimat yang menyatakan pendapat dan pikiran, sesuai dengan konteks penggunaannya.

Mempertanyakan
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreemen dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.

Mengolah

a. Siswa mengidentifikasi ungkapan tentang menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement secara kelompok.
b. Siswa menafsirkan sesuatu berdasarkan opini

Menyajikan
c. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok secara lisan tentang ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement.
d. Siswa melakukan interview berdasakan format yang diberikan.
e. Siswa mengkomunikasikan
3. Penutup (10 menit)
Siswa diberi tugas untuk mencari dari sumber lainnya seperti teksbook dan internet yang berisi ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreemen dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.

G. PENILAIAN
1. Jenis/teknik penilaian
– tes tulis dan tes kinerja
Penilaian proses berlangsung selama pembelajaran berlangsung yang dimulai sejak aktivitas mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi hingga mengkomunikasikan.

Sikap:
– observasi, penilaian diri, teman sejawat
(capaian siswa dinilai oleh guru, siswa sendiri dan temannya dengan menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
– Jurnal, di dalam dan luar kelas, berupa catatan pendidik.
Guru mengobservasi dan mencacatat perilaku siswa yang mencakupi sikap dan keterampilannya
Pengetahuan:
Pengetahuan siswa tentang struktur teks, unsur kebahasaan dievaluasi dengan menggunakan tes tulis/lisan & penugasan (PR)
Keterampilan:
Unjukkerja/Praktik, jurnal.

2. Bentuk instrumen dan instrumen
Format interview tentang ungkapan menyatakan pendapat dan pikiran, agreement dan disagreement sesuai dengan konteks penggunaannya.

3. Pedoman penskoran
Rubrik
a. Aspek Sikap
No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Jujur 5: selalu jujur
4: sering jujur
3: kadang-kadang jujur
2: jarang jujur
1: tidak pernah jujur
2. Bertanggung jawab 5: selalu tanggung jawab
4: sering tanggung jawab
3: kadang-kadang tanggung jawab
2: jarang tanggung jawab
1: tidak pernah tanggung jawab
3. Kerjasama 5: selalu kerjasama
4: sering kerjasama
3: kadang-kadang kerjasama
2: jarang kerjasama
1: tidak pernah kerjasama
4 Disiplin 5: selalu disiplin
4: sering disiplin
3: kadang-kadang disiplin
2: jarang disiplin
1: tidak pernah disiplin
5 Percaya diri 5: selalu percaya diri
4: sering percaya diri
3: kadang-kadang percaya diri
2: jarang disiplin percaya diri
1: tidak pernah percaya diri

b. Aspek Pengetahuan
No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Pengucapan 5 = Hampir sempurna
4 = ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
2. Intonasi 5 = Hampir sempurna
4 = ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
3. Ketelitian 5 = sangat teliti
4 = teliti
3 = cukup teliti
2 = kurang teliti
1 = tidak teliti
4. Pemahaman 5 = sangat memahami
4 = memahami
3 = cukup memahami
2 = kurang memahami
1 = tidak memahami

c . Aspek Keterampilan

No. Butir Sikap Deskripsi Perolehan skor
1. Melakukan tindak komunikasi yang tepat 5 = Selalu melakukan kegiatn komunikasi yang tepat
4 = Sering melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
3 = Beberapa akli melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
2 = Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
1 = tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi yang tepat

Mengetahui Oransbari, 2014
Kepala SMA Negeri Oransbari Guru Mata Pelajaran

Drs. SUBARI ANTIOCHUS Irawati, S.Pd.,Gr.
NIP. 19611213 198901 1002

Aku Kembali…(Panggilan Hati Membuatku Harus Keluar dari Zona Nyaman!)


Pukul 05.30 Waktu Oransbari…

Karena hari ini adalah hari kedua kami di Oransbari, maka kami bergegas untuk bersiap-siap menuju kamar mandi.Kamar mandi besar yang airnya mengalir tiada henti dan sangat bening serta dihiasi oleh batu-batu kali..hehehe….inilah aku…bermain dengan fantasiku…aku membayangkan bahwa aku akan mandi di sebuah kamar mandi yang lengkap dengan shower dan bak besar padahal tempat yang nyatanya adalah sebuah kali yang airnya mengalir dari pegunungan ke sepanjang kali hingga tiba di Transito..yahh..nama kali tersebut adalah ‘Kali Transito’ yang sealiran dengan Kali Sindang Jaya.

Aku lantas membangunkan Idhan untuk segera ke kali agar kami nantinya bisa tiba di rumah sebelum anak-anak kelas XII yang sedang Ujian Akhir Sekolah datang ke sekolah. Sambil memanggil Idhan, aku mempersiapkan peralatan mandi dan juga ember yang bisa kami gunakan untuk mengangkat air setelah mandi nanti. Theo pun telah siap dengan alat mandinya dan juga telah mengangkat nasi yang sudah matang dari atas kompor serta telah memastikan bahwa kompor tersebut telah padam.

Pasti ada yang berpikir bahwa rumah tersebut telah dilengkapi alat-alat dapur..hmmm…tidak..dan belum…alat-alat dapur tersebut aku bawa dari rumah, mulai dari kompor, panci, wajan, baskom, piring,sendok, gelas dan sebagainya. Sementara untuk bahan-bahan di dapur seperti beras, gula pasir,abon daginng bahkan ikan dan bumbu-bumbu lainnya pun telah tersedia. Itu semua berkat mama dan kakak-kakakku yang telah mempersiapkannya buat aku..Terima kasih buat keluargaku yang selalu mendukung dan mengikhlaskan aku untuk jauh dari mereka. Theo pun telah mengeluarkan ‘Rice Cooker’nya..hehehehe…aku teringat ketika pertama kali datang ke Oransbari (saat mengabdi SM-3T dahulu) membawa ‘Rice Cooker’ padahal listrik tak ada..tak apa-apa Theo…kita bisa menggunakannya ketika ‘Genset’ dihidupkan nantinya.

Huffthh…Idhan terasa lama..belum juga bangun…padahal kami telah bersiap-siap untuk segera ke kali. Aku lantas menggedor pintu kamarnya hingga dia segera keluar kamar dan muncul dengan mata sipitnya..hehehehe….kasian…mungkin dia masih mengantuk. Tapi aku segera melirik jam pada hapeku..gawat waktu sudah menunjukkan pukul 06.03 dan aku segera mengomandoi mereka berdua lagi-lagi agar segera bergegas ke kali. Lalu Idhan berjalan ke luar pintu dengan menenteng ember berukuran sedang ( 20 liter air ) untuk diisi di kali.

Kami pun berjalan menyusuri semak-semak dan menuruni gunung Wondif melewati kantor distrik Oransbari yang terlihat masih lengang walaupun hari sudah terang. Sambil bercanda di sepanjang jalan, kami melangkah dengan agak cepat karena takut didahului oleh siswa untuk tiba di di sekolah.

Kurang lebih sepuluh menit, akhirnya kami pun tiba di pinggir jalan raya beraspal dan sesekali mendapati siswa SMP yang hendak ke sekolah dan mereka menyapa kami dengan ramahnya begitupula para penduduk pribumi yang lewat di samping kami. Di perempatan jalan, tepatnya di jembatan Transito, kami mendengar gemericik suara air yang mengalir dengan tenang dan airnya terlihat dari atas jalanan raya. Hmm…akhirnya kami pun tiba di kali Transito.

Air kali Transito begitu bening dan dingin. Cuaca pagi hari yang dingin tidak terasa karena melihat air yang begitu jernih. Theo pun mengalami hal yang sama denganku. Kami ingin segera berendam di dalam air tersebut. Mengingat bahwa kami tidak hanya berdua saja, namun ada Idhan yang berbeda jenis kelamin dengan kami…hehehee…akhirnya, kami meminta Idhan agar dia mandi agak jauh dari kami walaupun kami mandi dengan pakaian lengkap…ahhh…segarnya…

Setelah mandi (lebih tepatnya berendam selama kurang lebih 10 menit, akhirnya kami segera mengambil sarung dan berganti pakaian kemudian selanjutnya pulang ke rumah. Aku berjalan membawa pakaian basah di dalam kantong plastik dan tas ransel di pundak seperti hendak melakukan perjalanan jauh begitupula dengan Theo dan Idhan. Namun Idhan memiliki lebih banyak bawaan dibandingkan kami berdua karena dia membawa air kali dengan menggunakan ember yang kami bawa tadi. Kami berjalan dan sesekali berhenti karena kasihan pada Idhan yang membawa air untuk kami gunakan nanti mencuci piring. Setiap sekitar 15 meter kami berhenti karena bukan Cuma Idhan yang ngos-ngosan tapi aku dan Theo pun kecapean karena perjalanan yang kami tempuh harus menanjak dan melewati jalanan penuh batu-batu kecil sehingga terasa agak lama.

Untuk mengurangi kelelahan yang ada, aku memulai candaan dengan mengatakan bahwa anggap saja kita ini adalah pendaki profesional..heheheh…sehingga setiap pemberhentian kami beri nama ‘Pos 1 dan seterusnya hingga mencapai Pos 12’ untuk sampai di rumah. Ketika tiba di depan rumah adik-adik SM-3T jilid 3, mereka mencandai kami dengan mengatakan ‘kasihan…SM-3T jilid 4 sekarang harus berburu air’.hikkzz…tak apalah…daripada kami tak mandi…mereka masih merasa sedikit lega karena masih ada air di bak penampungannya sehingga mereka tidak harus ke kali seperti kami..ahh…tapi tak apa-apa…keringat di pagi hari itu membuat badan sehat (menenangkan diri karena telah habis mandi air di kali tapi begitu tiba di rumah mandi keringat….hehehehe)..yang semangat ya,Ira!!!iyyaa lahh…membayangkan senyuman bahagia anak-anak SMA Negeri Oransbari melihat kedatanganku kembali ke sekolah ini telah membuat semua rasa cape’ itu hilang…

Pukul 07.05…

Theo dan Idhan sarapan..tapi aku tidak terbiasa untuk sarapan di pagi hari. Biasanya Cuma minum segelas air putih di saat baru bangun tidur. Dan pagi ini aku pun hanya meneguk segelas air putih sebelum berangkat ke sekolah yang letaknya sangat dekat hanya sekitar 5 langkah dari rumah (mirip sebuah lagu ya??? :D).

Hari ini adalah hari kedua UAS untuk siswa kelas XII SMA Negeri Oransbari. Aku segera menyiapkan diri untuk menuju ke sekolah walaupun belum mendapat tugas untuk mengajar ataupun mengawas ujian. Taraaammm…Bunda Sarah, Mama Noel dan Pak Kasno yang melihatku terlihat kaget bercampur senang karena kedatanganku dan juga teman-teman..hal ini pun pasti dikarenakan rasa yang sama yaitu rindu akan kebersamaan ketika dulu masih di sini..(hehehe…sapa bilang,Ra?).. Mereka satu persatu menanyakan kabar dan kapan tiba di Oransbari..aku pun menjawab dengan sabarnya pertanyaan mereka..hehehee…tapi aku tak mau ketinggalan kesempatan untuk memperkenalkan Theo dan Idhan yang datang bersama denganku ke Oransbari. Tak lupa pula mereka menanyakan tentang kabar ketiga orang adik-adikku (masih ingat Srikandi SM-3T di Oransbari kan?hehehe) yaitu, Tytin, Hae dan Umra. Lalu aku menyampaikan salam kangen dari mereka kepada seluruh personil SMA Negeri Oransbari..dan mengatakan bahwa mereka belum sempat datang..hmmm…rasanya berada di sekolah ini seperti sedang reunian…

MAKNAI KEGAGALAN SEBAGAI SEBUAH KEBAIKAN


Berbicara tentang kemenangan dan kegagalan, berarti membahas tentang sebuah kompetisi atau persaingan dimana hal ini sering kita alami dalam kehidupan ini. Keberhasilan dan kegagalan bagaikan sisi yang ada pada sebuah koin, jika kita melemparkannya ke atas akan terlihat permukaan kemenangan berarti saat itu kita ada di sisi kemenangan dan sedang memenangkan sebuah kompetisi, begitu pula sebaliknya.

Jika aku flashback dalam kehidupanku, maka ada beberapa kegagalan dan kekalahan yang aku temukan, namun tak sedikit pula kemenangan yang aku peroleh. Ketika aku mengalami kegagalan, aku tak lantas berputus asa walaupun kecewa dan sedih sudah pasti ada, wajar dan manusiawi, tpi rasa itu bukan untuk terus dituruti sehingga menjadi penyesalan atas takdir yang telah Allah gariskan. Jika telah Allah tuliskan bahwa aku harus gagal hari ini, bisa jadi kegagalan ini adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidup aku hari ini. Begitupula jika aku mengalami kemenangan, aku tak ingin hal ini menjadikanku sombong, namun aku hanya menjadikannya pemicu semangatku agar bias lebih maju dan berkarya dalam berbuat kebaikan.
Aku pernah membaca sebuah artikel tentang bersyukur di saat menemui kegagalan. Menurut artikel tersebut seorang ustadz berkata bahwa tujuan kita hidup di dunia ini hanya untuk melakukan kebaikan, beribadah pada Allah dengan sebaik-baiknya. Kita tidak ditugaskan untuk selalu menang..

Hal ini mengingatkan aku pada apa yang telah kualami sekitar satu setengah tahun yang lalu, ketika hendak mendaftar kuliah PPG (Pendidikan Profesi Guru) Dalam Jabatan di Universitas Negeri Makassar, dimana ketika itu aku berhasil mendapatkan Nomor Registrasi Pendaftaran secara online yang menjadi acuan untuk langkah selanjutnya. Saat itu aku berpikir bahwa aku akan menang dan akan berhasil, mengingat ada beberapa teman yang pada waktu itu mendaftar online, namun gagal. Lalu, aku segera mengurus segala kelengkapan administrasinya dan mengajukannya ke kantor Dinas Pendidikan Kabupaten untuk mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinasnya. Namun ternyata, jawaban yang aku peroleh dari kantor tersebut sempat membuat aku down dan kurang semangat. Aku tidak mendapatkan lampu hijau dari salah satu staf di kantor tersebut untuk memperoleh tandatangan Kepala Dinasnya. Hari itu aku pulang ke rumah dan merenung bahwa hari ini nasib baik tidak berpihak padaku. Aku telah mencoba berbagai cara yang aku anggap bisa membuat aku memenangkan kompetisi itu, jujur aku akui kalau aku sangat ingin mengikuti PPG. Namun, aku tak boleh melalaikan tugasku yaitu mengabdi sebagai tenaga pengajar sukarela di sebuah sekolah dasar. Aku harus fokus untuk mengajar saja dan harus mengambil keputusan bahwa aku gagal untuk bisa mengikuti Pendidikan Profesi Guru.

Namun, tidak lama berselang kemudian, aku membaca sebuah Koran Harian yang membahas tentang pelaksanaan tes Program SM-3T (Sarjana Mengabdi di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang diadakan oleh Kemdiknas bekerjasama dengan DIKTI untuk merekrut para lulusan Sarjana Pendidikan. Aku lihat hari itu rupanya tesnya sedang berlangsung, aku pun berpikir bahwa ini bukan lagi kemenanganku, karena aku terlambat mendapatkan informasinya. Tetapi, kalaulah rezeki tidak akan kemana…ternyata setelah tes tersebut masih ada perpanjangan penerimaan lagi karena masih ada kuota yang lowong. Lalu, aku pun mendaftar dan mengikuti serangkaian tes dan akhirnya LOLOS…aku berangkat ke Papua Barat sebuah daerah terpencil yang sangat membutuhkan guru. Aku berada di sana selama sebelas bulan, mengabdikan diri untuk kebaikan, dan masih ada lagi kebaikan lain yang akan menanti yaitu kuliah PPG dan mendapatkan beasiswa penuh dari DIKTI. Sungguh suatu hal yang tidak bisa aku bayangkan sebelumnya.

Ternyata inilah kebaikan yang telah diatur oleh Allah buat aku dan juga buat orang-orang yang ada di Papua Barat, khususnya di SMA Negeri Oransbari, distrik Oransbari-Manokwari Selatan. Waktu itu aku tidak lolos (tidak punya kesempatan untuk mengikuti PPG Dalam Jabatan) mungkin karena itu kurang baik buatku (mengingat biaya PPG yang lumayan tinggi dan mahal untukku). Allah kemudian mengatur sebuah kemenangan bagi aku yaitu setelah melewati kegagalan dalam mendaftar PPG Dalam Jabatan maka aku memperoleh kesempatan mengikuti PPG Pra Jabatan yang merupakan beasiswa penuh dari pemerintah…sungguh aku sangat bersyukur akan hal ini.

Nah…mengapa aku kembali memposting catatan ini, karena aku ingin menunjukkan kepada saudara-saudaraku yang telah mengikuti tes apapun itu dan jg calon presiden untuk tetap tersenyum tulus walaupun nantinya tak mendapati namanya dalam pemilihan umum–tetaplah semangat.

Alhamdulillah…Insya Allah ini adalah hasil akhir yang terbaik. Setelah melewati serangkaian proses mulai dari pemasukan berkas hingga tes yang pastinya tidak gratis.Ini sebuah pengalaman yang luar biasa.

Memang mendapatkan kemenangan bisa menjadi sebuah kebaikan untuk kita, tapi itu bisa jadi keburukan untuk org lain. Maka saat kita gagal dan orang lain menang, itu berarti kita telah menjadi jalan bagi kebaikan org lain. Kita gagal maka orang lain menang. Dan jika kita menang, berarti orang lain gagal. Saat kita gagal dan mungkin mendapat keburukan, bersyukur saja, maka seketika keburukan itu akan berubah menjadi kebaikan, jadi ibadah, bersyukur atas takdir Allah adalah kebaikan dan ibadah.
TETAP SEMANGAT…PEACE!!!

Aku Kembali…(Sumber Air Su Tidak Dekat Lagi…)


Oransbari di malam hari…

Malam ini adalah malam pertama kami melelapkan mata di Oransbari dan berada di atas gunung Wondif dan dikelilingi oleh pohon-pohon yang lumayan lebat namun di sekitar sekolah sudah ditebangi. Kami tinggal bertiga di dalam sebuah rumah yang dilengkapi dua kamar tidur dan sebuah kamar mandi. Aku merasa sangat puas dengan kondisi rumah kami yang sederhana namun masih baru. Kepala sekolah kami, Pak Subari mengatakan bahwa rumah tersebut baru selesai dikerjakan sebulan sebelum kedatangan kami.

Suara binatang-binatang malam terdengar bersahut-sahutan. Ada suara burung, lolongan anjing malam, dan entah suara apalagi yang terdengar (karena aku juga kurang mengenal habitat alam sekitar…hehehehe). Namun ada sebuah suara yang sangat aku rindukan ketika malam hari dan hendak tidur dengan cepat yaitu suara kodok…hmmm..tak kutemukan suara itu..namun karena kelelahan setelah menempuh perjalanan melalui laut selama 4 hari, aku berharap bisa segera tertidur lelap. Aku melirik ke arah Theo yang sudah terlelap sejak tadi, lantas aku pun tak ingin ketinggalan kesempatan untuk mengistirahatkan mata dan badan yang kelelahan ini. Aku segera membaca do’a tidur dan kemudian menutup mata sambil membayangkan wajah orang-orang yang selalu kusayang dan kurindukan. Tuhan…lindungi aku dalam tidurku hingga bisa bangun esok hari dalam suasana yang ceria. Amiin….

Pagi, 11 Maret 2014

Pagi ini terasa lain, aku merasakan dingin menusuk dan punggung terasa sedikit sakit. Huffth…rupanya aku tidur hanya beralaskan selimut yang diberikan oleh kakakku tersayang. Yaahh..ini adalah rumah baru yang tentu saja belum memiliki tempat tidur dan juga kasur. Untung saja kakak dan mama membekali aku dengan sebuah bantal guling dan juga bantal kepala. Aku rela berbagi bantal tersebut kepada Idhan di kamar sebelah dan lebih memilih bantal guling karena aku berdua dengan Theo. Aku melirik ke samping dan mencari-cari Theo namun tak ada..yang terdengar hanyalah suara air yang sedang dibuang dari kamar mandi.

Aku bergegas bangun dan berjalan ke belakang, rupanya Theo sedang mencuci beras dan hendak memasak. Aku menanyai Theo darimana dia mengambil air tersebut mengingat di tempat kami ini belum ada sumber air. Lalu Theo menjawab bahwa airnya diambil dari ‘profil tank’ yang ada di depan rumah adik-adik SM-3T Jilid 3.

Oh iya, aku lupa bilang kalau perumahan kami ini terdiri dari dua kapel, satu kapel memiliki dua rumah yang bersebelahan dan dihuni oleh adik-adik SM-3T Jilid 3 dan yang disampingnya adalah rumah kepala sekolah namun beliau belum menempatinya dengan alasan belum ada sumber air. Sementara rumah kami berdampingan dengan rumah ibu Stince (guru agama Kristen) namun beliau juga belum menghuninya dengan alasan yang sama dengan kepala sekolah. Berarti, kami ini harus menuruni gunung Wondif guna mencari sumber air untuk mencuci dan juga mandi serta air untuk diminum..hmmm…sumber air su tidak dekat lagi…yeahhh…yang sabar dan semangat yaaahhh!!

Aku Kembali…ISTIMEWA (Ingin Selalu Tahu Ilmu dan MEmbagikannya kepada sisWA)


Pukul 07.30…

Setelah melewati sesi cipika-cipiki dengan rekan-rekan guru selama beberapa menit (eitz…yg perempuan dengan perempuan lho…hehehhee) akhirnya bel tanda masuk pun berbunyi. Sesi melepas kerinduan pun telah berlalu. Para guru yang bertugas mengawas segera masuk ke ruangan kelas. Kami bertiga duduk di ruangan guru dan mencari tempat duduk masing-masing. Aku segera memilih meja yang berdekatan dengan Pak Yesra Kandami yang saat ini bertugas sebagai guru bahasa Inggris. Aku melihat di meja tersebut masih terdapat tempat tisu yang aku jadikan sebagai tempat pulpen dan bertuliskan “Irawati,S.Pd. SM-3T jilid I”. Hahahaa…dengan bangganya aku memperlihatkan tempat pulpen tersebut kepada Theo dan mengatakan bahwa masih terdapat sisa kenangan yang membuktikan bahwa aku pernah betul-betul akrab dengan sekolah ini. Yaa..sekolah ini telah mengukirkan berbagai pengalaman dan kenangan (sebenarnya aku ingin menggunakan kata ‘berjuta kenangan’ namun aku takut akan ada yang mengatakan bahwa aku terlalu berlebih karena waktu yang aku miliki selama berada di sini terbilang singkat..hanya setahun :D).

Aku melihat ke sekeliling ruangan ini..tak banyak yang berubah…posisi meja dan kursinya masih di tempat yang sama. hmm…hanya lemari yang sepertinya ada penambahan jumlah karena di sudut kiri menghadap ke luar terdapat 4 (empat) buah lemari. Aku bersyukur dalam hati karena sekolah ini mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan bertambahnya ruangan kelas dan laboratorium.

Aku segera berjalan keluar untuk memperhatikan suasana halaman sekolah yang hingga kini belum diratakan. Aku ingat ketika kami baru menempati sekolah ini pada sekitar bulan Mei 2012, kami Srikandi SM-3T dan juga rekan-rekan guru yang lain mengarahkan siswa untuk bekerja bakti setiap sekali seminggu. Walaupun di halaman sudah tak terdapat lagi pepohonan yang besar dan tinggi tetapi rumput-rumputnya terlihat agak lebat. Mungkin karena kesibukan mereka belajar sehingga agenda bekerja bakti setiap seminggu sekali sudah ditiadakan. Dan sampai sekarang pun belum terlihat tiang bendera merah putih yang menunjukkan bahwa di sini sudah pernah diadakan upacara bendera setiap hari senin ataupun perayaan hari-hari bersejarah nasional lainnya..hmmm…sepertinya ini yang harus segera berubah. Ketika aku menanyakan hal ini kepada rekan-rekan dan juga kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa bagaimana mereka bisa melaksanakan upacara bendera sedangkan jika mereka berbaris saja akan ada yang terlihat lebih tinggi ataupun lebih pendek karena halaman sekolah masih dipenuhi gundukan-gundukan tanah dan juga beberapa lubang bekas pohon yang habis ditebang. Yah…halaman sekolah kami hingga saat ini masih belum rata dan yang sering upacara adalah sapi-sapi yang bebas berkeliaran di halaman karena sekolah kami ini belum memiliki pagar. Semoga saja apa yang menjadi harapan kami dan anak-anak bahwa setiap hari Senin akan ada upacara bendera sehingga mereka dapat mengerti dan merasakan nilai-nilai kebangsaan bukan hanya dalam teori namun juga dalam praktik dapat tercapai jika halaman sekolah sudah mengalami perbaikan (tanahnya diratakan).

Ahh…pandanganku seketika dibuyarkan oleh suara bel sekolah tanda istirahat untuk UAS jam pertama yang dibunyikan di sampingku…”belnya masih sama seperti dulu…disaat kami masih mengabdi di sini,” gumamku dalam hati.

Semoga kehadiranku di sini bersama teman-teman alumni SM-3T dan juga rekan-rekan guru yang ada di sekolah ini dapat membawa perubahan dalam memajukan pendidikan untuk kabupaten Manokwari Selatan dan tentu saja sekolah ini khususnya. Amiin…

Pukul 11.30…

Aku bergegas ke rumah untuk segera masak karena di sekolah tak ada lagi kegiatan. Aku tak ingin terlambat masak karena itu berarti bahwa kami pun akan terlambat untuk makan dan jika demikian maka berhati-hatilah…malaria akan mengintai. Begitu berjalan ke dapur dan hendak mengambil panci untuk mencuci beras, ternyata di meja , ada rice cooker yang sudah terisi nasi yang sudah matang..hehehee…rupanya Theo bergerak lebih lincah daripada aku…tadi katanya dia bersegera untuk memasak mumpung genset dihidupkan. Inilah keuntungan memiliki tempat tinggal yang dekat dari sekolah…setiap ada waktu luang (jika memiliki keperluan di rumah) bisa segera ke rumah. Hebat ya??di tengah keterbatasan lingkungan, sarana dan prasarana, kami masih dapat menikmati kecanggihan dengan memasak menggunakan rice cooker yang notabenenya konsumsi minyak tanah untuk hari ini bisa dikurangi. Alhamdulillah…dengan begitu, kami bisa menggunakan minyaknya untuk menghidupkan pelita di malam hari mengingat listrik di rumah kami belum ada.

Aku bersegera memasak sayur dan mengolah ikan ‘Pallu Ce’la’ (Ikan Sale) yang aku bawa dari rumah dengan memotong daging ikan menjadi kecil-kecil (disuwir-suwir) dan aku menamainya abon ikan istimewa…hehehee….yahhh..tak ada yang tak istimewa dalam kehidupan kami..semua serba istimewa…karena kami adalah orang-orang istimewa…hahaha…kalian tahu apa itu ISTIMEWA? (Ingin Selalu Tahu Ilmu dan MEmbagikannya kepada sisWA).

Siang hingga sore hari…

Karena kelelahan telah bercuap-cuap (hehehe…) di kantor dengan rekan-rekan guru dan juga sebagian siswa yang datang berkunjung ke honai, aku memutuskan untuk beristirahat dengan memilih tidur siang sebagai kegiatan yang lebih efektif, tidak mengeluarkan biaya dan menyenangkan…wkwkwkwk…

Tidur dulu ahhh…aku yakin…sebentar sore aktivitas kami sebagai tim pemburu air kali akan tetap berlangsung karena hingga saat ini kami belum memiliki penampungan air…zzzzzzhhhzzzzz…tidur yukkk!….zzzhhhhhzzzz…

Sore hari…pukul 15.05 WIT…

Aku terbangun…begitupula dengan Theo dan juga Idhan…hmmm….sepertinya kami sudah memiliki alarm hati yang bunyinya bertepatan untuk bergegas menunaikan kewajiban. Theo membuang rasa malunya dengan berjalan ke arah profil tank adik-adik SM3T Jilid 3 dan berteriak dari luar untuk meminta air yang hendak dipakai berwudhu. Sementara aku berjalan ke belakang untuk melihat-lihat, eh…lebih tepatnya mencari-cari botol ataupun kaleng yang bisa dimanfaatkan untuk dibuat pelita sebagai penerangan kami di malam hari. Idhan yang penasaran dengan kegiatan yang aku lakukan segera bertanya dengan logat Luwuknya yang dominan menunjukkan kalau dia orang Manado, “bikin apa ngana di situ,Ira?”. Lantas aku menjawab “lagi cari-cari botol kosong sama kaleng”. “Mau ba apa ngana dengan kaleng deng botol?”, lalu aku mengatakan hendak membuat pelita…dan lagi-lagi dengan logatnya yang tak bisa hilang dia mengatakan,”ngana bilang kamari jo,supaya kita bikin itu pelita.” Eheeheheh….dan akhirnya kami menemukan botol M-150 yang berada di sekitar rumah kami. Awalnya heran juga sih, kami bisa menemukan botol tersebut di sini,mengingat tak ada rumah di sekitar sini. Namun aku langsung teringat bahwa mungkin saja para pekerja yang dulunya mengerjakan rumah ini yang setelah mengkonsumsinya lalu membuang botol minuman suplemen tersebut di sini.

Idhan bilang kalau kita tidak bisa membuat pelita karena tak ada sumbu…

Aha…Idhan belum tahu bahwa kesigapan, kemandirian dan ketahanmalangan telah melekat di diri kami anak-anak SM-3T begitupula dengan diriku. Aku segera membantu Idhan dengan mengambil sumbu yang telah kami beli ketika baru tiba di kota Manokwari kemarin. Dan akhirnya…pelita sederhana kami telah selesai dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar kami. Kaleng minuman yang terbuat dari aluminium kami gunakan sebagai batang sumbu. Karena penasaran, aku segera mengisinya dengan minyak tanah pinjaman (lagi-lagi dari adik tetangga kami yaitu Herman, Ancu dan Amin= personil SM-3T Jilid 3).

Dan akhirnya…waktu berburu air telah tiba…

Ke kali…dengan membawa ember…mandi dan pulang dengan bersimbah keringat begitu sampai di rumah kembali.

Dan malampun kini telah tiba…pelita baru kami kini sudah dapat digunakan untuk menerangi rumah. Idhan sengaja membuat 3 (tiga) buah pelita di rumah kami. Masing-masingnya digunakan di kamar dan 1 di luar. Malam ini aku segera tidur agar segera bangun keesokan harinya…zhhzhzhzhzhhhh….

Rabu, 12 Maret 2014….

Pagi ini aku terbangun dengan badan yang terasa segar karena semua kelelahan kemarin telah hilang oleh istirahat tidur semalam. Aku segera ke kamar mandi untuk buang air kecil dan betapa kagetnya aku ketika *maaf…meludah ke lantai..ternyata warnanya hitam…aku ketakutan dan segera menyelesaikan urusan di kamar kecil untuk memeriksa apa yang terjadi dengan diriku pagi ini. Begitu aku masuk di kamar,aku melihat ke arah Theo dan dia bertanya apa yang sedang terjadi denganku. Tapi aku tak segera menjawabnya, aku malah balik bertanya kepadanya mengapa ada coretan hitam di bawah hidungnya..hahahaa….dia tertawa dan menunjuk pula ke arah hidungku. Dikatakannya kalau akupun memiliki coretan di atas hidung…ohhh…rupanya asap pelita itulah penyebabnya…itupulalah yang menyebabkan ludahku berwarna hitam..hmmm…sebentar malam kami sepakat untuk tidak menyalakan pelita di dalam kamar.

Dan hari ini…semua aktivitas berlangsung dengan normal dan baik-baik saja hingga malampun datang menjemput lagi…

Aku Kembali…(Meneruskan Cita-Cita dan Harapan Anak Bangsa ‘MBMI’)


Senin, 10 Maret 2014

Setelah mengangkat barang-barang kami yang seakan hendak pindah rumah (untuk kedua kalinya), aku bersama Idhan dan Ratna menuju ke arah mobil (dinamakan taks) yang telah aku pesan sebelumnya ketika Labobar transit di Sorong. Kami berlima (ditambah seorang penumpang dan tentu saja sopirnya) di dalam taksi dan selanjutnya meneruskan perjalanan menuju ke Oransbari.

Di perjalanan, Idhan menanyakan tentang medan yang akan kami lalui hingga tiba di Oransbari. Tentu saja aku menceritakan akan hal yang indah-indah bahwa sepanjang jalan akan melewati dua pegunungan yaitu pegunungan Acemo dan Sayori dimana di sekelilingnya terdapat jurang yang dibingkai oleh pemandangan laut yang terlihat biru dan dihiasi oleh langit yang dikelilingi awan putih berarak. Tampak terlihat jelas di wajah Idhan dan Ratna ketika mereka menyaksikan nuansa langit biru seperti yang telah aku ceritakan. Dan akupun sedikit membuat mereka terlihat berkerut keningnya agar mereka tahu bahwa hidup itu bukan hanya tentang hal yang indah-indah saja namun juga beriringan dengan sebuah hal yang tak selalu indah..heheheh..

Aku menceritakan kepada mereka bahwa mungkin saja di tengah perjalanan mereka akan menemukan sesuatu yang terlihat ganjil. Mereka pun makin penasaran dan bertanya ada apa sih…lalu aku berkata, sabar saja karena aku yakin kalian akan menemukan itu. Dan ternyata ucapanku tidak meleset kurang dari 2 menit setelah mengatakannya, sekitar kurang lebih 6 meter dari taksi yang kami tumpangi terlihat jalanan dipalang dengan sebatang bambu dan sebuah drum yang di atasnya tergeletak seekor ayam yang telah berlumuran darah. Lalu Idhan bertanya..ada apa,Ra?lantas akupun tersenyum dan mengatakan inilah hal ganjil yang aku katakan tadi.

Taksi yang kami tumpangi berhenti selama kurang lebih lima menit untuk bernego tentang jumlah pembayaran yang harus mereka berikan kepada penduduk pribumi yang telah memalang jalan karena seekor ayam peliharaannya terlindas mobil yang apapun merk dan typenya pasti mereka akan menamainya Ranger…hehhee…

Kurang lebih 2 jam perjalanan yang kami tempuh hingga akhirnya aku menapakkan kaki kembali di tanah Oransbari setelah setahun yang lalu meninggalkan tempat ini dengan penuh harapan dan kenangan indah.

Oransbari…aku kembali…tempat yang pernah memberikan aku begitu banyak pengalaman baik suka dan duka dan pula telah mengajariku banyak hal akan tantangan dalam menghadapi kehidupan di dunia sekolah dan juga dalam kehidupan sekitarku..

Jeritan Ninang Membuatku Kembali


Hari itu Rabu tepatnya tanggal 21 Desember 2011 pukul 05.30 WITA adalah awal dimulainya perjalananku untuk ikut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dalam sebuah program yang bernama SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) dilaksanakan oleh DIKTI dan dinaungi Kemdiknas kemudian diberangkatkan oleh LPTK UNM .
Aku menuju bandara Hasanuddin diantar oleh keluarga tercinta…mereka melepaskanku dengan penuh kesedihan dan do’a serta nasehat dan juga petuah-petuah selama aku berada di sana nantinya.
Ketika tiba di bandara, beberapa teman yang juga akan berangkat dengan daerah tujuan yang sama telah berada di sana untuk menunggu pesawat Express Air yang akan mengantar kami ke Manokwari. Yeah…daerah sasaran SM-3T untuk aku dan teman-teman adalah Manokwari dan nantinya kami akan disebar di berbagai distrik setelah berada di Manokwari…semoga daerah yang akan aku tuju tidaklah seseram yang aku bayangkan (pintaku dalam hati).
Tepat pukul 09.28…(kami menunggu sekitar 2 jam dari waktu yang ditentukan..)pesawat Express Air kemudian lepas landas menuju Sorong.

Setiba di bandara Rendani, kami yang semula hanya berjumlah 3 orang mendapatkan satu orang teman lagi yang nantinya akan aku beri gelar menjadi “4 Wanita Penakluk Oransbari”…heheheeheh…terdengar seram ya??qqqq…biarin…karena memang kami, khususnya aku belum tau betul akan kondisi daerah yang akan kami tuju (hendak jadi apa dan bagaimana kami di sana, semua itu masih menjadi tanda tanya besar dalam benakku)..tapi yang pastinya…yang aku tahu dan yakinkan dalam hati bahwa ketika kami di sana, kami akan menjadi seorang pengabdi masyarakat..di bidang pendidikan dan juga di bidang kemasyarakatan…semoga pula di semua bidang dan kami akan menaklukan segala hal yang kurang bagus di Oransbari…amiin…

Dalam perjalanan, dua orang temanku (Kristin dan Chairiah) sudah mulai mabuk..(seperti peminum saja…hehehee..maaf ya friends!), lalu Umrah yang mungkin karena kecapaian akhirnya tertidur sehingga hanya aku, dan kepala sekolah saja yang terlihat seperti penumpang sementara sopirnya mengemudikan mobil dengan sangat hati-hati karena jalanan yang kami lewati berkelok dan sangat gelap. Di sisi kiri dan kanan jalan, aku hanya melihat pepohonan yang lebat dan sesekali terlihat babi dan anjing yang melintasi jalan. Di kegelapan malam ini, aku merasakan seperti berada di sebuah tempat yang pernah aku kunjungi sebelumnya sehingga batinku membisik..semoga perasaan yang aku miliki ini akan membawaku ke dalam suasana nyata…semoga aku akan berada dalam sebuah lingkungan yang bias menerima aku dan ketiga temanku…semoga!

Satu jam perjalanan kami (pukul 19.23 WIT)….
Aku melihat dalam remangnnya cahaya lampu mobil, di sisi jalan ada serombongan warga yang berjalan dengan mengenakan beraneka corak pakaian yang terkesan akan menuju kesebuah tempat sambil membawa sebuah buku…Ya Allah… aku betul-betul telah berada di kampung orang…mereka terlihat beda dengan aku dan kami…aku telah melihat penduduk asli Papua, dari perawakan mereka, cara berpakaiannya menyadarkan aku bahwa inilah Papua..yang begitu alami… aku yang penasaran, akhirnya memberanikan diri untuk mulai mengobrol dengan bapak kepala sekolah…aku menanyai beliau tentang penduduk pribumi yang sedang berjalan di malam hari itu…beliau bilang kalau mereka hendak ke gereja.ohh…aku baru ingat bahwa sekarang sudah tanggal 21 Desember 2012..Natal hampir tiba…
Hihihiihiii,…(pasti kamu heran,mengapa aku tertawa seperti ini)…iyalah…aku kurang mengerti dengan apa yang diucapkan oleh kepala sekolah….mungkin karena selain telingaku yang budeg oleh suara mesin mobil, medok Jawanya beliau membuat aku agak kesulitan pula menangkap dengan cepat apa yang dikatakan oleh beliau. Sehingga dalam perjalanan aku lebih banyak mengucapkan kata “oohh”, dan juga “iya kah,Pak?”. Yang sempat aku tangkap dari pembicaraannya adalah tentang banyaknya rumah-rumah penduduk yang kosong karena ditinggalkan oleh pemiliknya, padahal pemerintah telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk rumah tinggal yang layak huni buat mereka. Begitu pula dengan penerangan yang mereka gunakan, di pinggir jalan terlihat adanya tiang listrik dan juga telepon umum serta fasilitias internet namun mereka tidak memanfaatkannya dengan baik. Bahkan ada sebuah perkampungan yang memiliki beberapa deretan rumah sederhana yang tidak berpenghuni. Alasan utamanya adalah karena mereka takut “Suwanggi”..aku yang juga lumayan penakut, langsung menengok ke kiri dan ke kanan sambil membayangkan bahwa “Suwanggi” itu adalah sebuah makhluk raksasa yang akan menelan mentah-mentah manusia yang ditemuinya…(betulkah itu???)…kita liat aja nanti..karena aku tidak berani membahasnya lebih jauh lagi…

Pukul 20.15 WIT…
Bapak kepala sekolah menoleh ke belakang dan mengatakan kepada kami (tepatnya aku, karena ketiga temanku sudah terlelap) bahwa beliau akan singgah di warung untuk mengambil kunci rumah. Alhamdulillah…bisikku lirih…akhirnya perjalanan panjang ini akan berujung jua. Aku berkesimpulan bahwa rumah yang akan kami tuju sepertinya sudah tidak jauh lagi dan ternyata dugaanku benar. Dalam cahaya malam, aku melihat bahwa jalanan yang kami lewati lumayan lebih ramai dibandingkan dengan jalanan yang dilewati sebelumnya..namun ketika mobil kami berbelok ke arah kiri dan masuk menyusuri jalanan yang sedikit berbatu dan lumayan gelap, aku mulai membangunkan teman-temanku dan membisikkan kepada mereka bahwa kami akan segera sampai.
Kristyn, Chairiah dan Umrah agak tersentak dan langsung melihat keluar…mereka berbisik…”Kak…hendak kemana kita ini?jalanannya gelap sekali dan sunyi”… aku berusaha menenangkan mereka dan diriku sendiri bahwa kita akan menuju tempat tinggal kita nantinya yang terasa begitu damai,tenang dan sejuk…(padahal dalam hati aku agak galau..hehehehehe..Ila..kamu berpura-pura berani ya???).

Lalu kami memasuki pekarangan sebuah rumah yang memiliki lumayan banyak pepohonan yang terlihat berdaun lebat. Pak Kepala Sekolah yang bernama Pak Subari meminta kami untuk menurunkan barang bawaan kami…lalu kami masuk ke rumah tersebut..hmmm…lumayan bersih, adem, nyaman dan tidak menyeramkan..pikirku…aku pasti akan betah di sini. Namun karena melihat kami kelelahan, Pak Subari mengajak kami untuk beristirahat di sebuah penginapan yang terletak di pinggir jalan yang kami lewati tadi…dan akhirnya…pada pukul 20.55 WIT.. aku baru bisa merebahkan alias meluruskan punggungku di sebuah tempat tidur yang lumayan empuk…malam itu kami menyewa 2 buah kamar tidur dengan tariff 100 ribu rupiah per malamnya…yahh…sama empuknya dengan kamar yang kami huni…hehehehehe….Lalu aku bergegas ke kamar mandi dan menyikat gigi kemudian selanjutnya menelpon ke rumah untuk mengabarkan bahwa aku telah tiba dengan selamat di tempat tujuan…dan…zzz..zz….zz….zzzzz…zzzzz….”Selamat bobo Ila, Selamat berpetualang di Oransbari…”

Hari Pertama di Oransbari….22 Desember 2011..
Lagu “Rindu Setengah Mati” milik D’Masive mengalun dengan volume yang lumayan tinggi …aku tersentak dan segera meraba hape yang aku taruh di dekat bantal kepalaku.. sudah pukul 05.00…bisikku dalam hati (karena aku menyetel alarm di hapeku pada waktu seperti itu). Namun aku tidak bergegas bangun karena dingin yang menyelimutiku pagi ini…tidur lagi ahhh…sambil mencari-cari selimut di sampingku..tapi..hey..aku koq tidak menemukannya…aku segera bangun dan meneliti dengan seksama di sekelilingku…aku kaget karena di sampingku berbaring seseorang yang aku agak asing dengannya dan di luar ternyata terlihat sudah mulai terang. Aku segera ‘memperbaiki diri’ (maksudnya mengingat kembali dimana aku dan siapa yang aku temani tidur semalam)…hmmmm…dasar pikun…heehehee… ternyata aku sedang tidak berada di rumah dan yang aku temani tidur adalah Kristyn temanku dari Makassar. Huuffthh…artinya sekarang sudah pukul 06.00 WIT…(pantesan sudah mulai terang).Niatku untuk tidur lagi, aku urungkan dan segera menuju ke kamar mandi.

“Jalan-jalan yuk!”,ajak Kristyn yang telah melihatku selesai merapikan tempat tidur, aku mengiyakannya. Lalu, kami segera keluar kamar dan disambut oleh senyuman ibu pemilik penginapan. Beliau menawari kami minuman hangat yang telah disuguhkan di meja yang terletak di ruang tamu. Lalu aku mengucapkan terima kasih dan segera mencicipinya…
Masya Allah…indahnya Oransbari di pagi hari..aku menyusuri jalan raya yang terlihat begitu bersih dan di ujung jalan terlihat dekat sebuah gunung yang diselimuti kabut (pantesan dingin sekali)..aku dan Kristyn terus berjalan lurus menuju ke arah gunung tersebut..mobil-mobil pun sudah mulai lalu lalang. Di sisi kiri dan kanan jalan rumah-rumah penduduk berjejer rapi. Lalu sekitar 400 meter dari penginapan aku melihat sebuah pasar yang belum ada isinya..tempat ini terasa begitu damai,hijau dan indah…tapi aku belum menemukan seorangpun penduduk asli selama dalam perjalanan. Karena sudah mulai merasa letih, aku mengajak Kristyn untuk segera kembali ke penginapan. Nah,ketika dalam perjalanan pulang ini, aku sudah mulai melihat penduduk asli yang mengendarai motor dengan 3 orang di belakangnya (mungkin anak dan istrinya)..lucu..rambut mereka (yang perempuan) dikuncir dua..hehehehe…sehingga lebih terlihat *maaf.. seperti tanduk karena rambutnya pendek dan kaku..kemudian muncul lagi yang lainnya masih dengan kendaraan yang sama dan membawa beberapa bakul..mungkin mereka akan ke pasar..pikirku.
Akhirnya setelah tiba kembali di penginapan, kedua temanku, Umrah dan Chairiah telah bangun pula. Mereka duduk di ruang tamu menikmati teh dan aku segera bergabung dengannya. Aku mengajak mereka untuk memikirkan apa langkah selanjutnya yang akan kami lakukan di tempat ini. Lalu Kristyn mengatakan bahwa kita harus segera ke belakang untuk menjenguk barang-barang yang ada di rumah baru..oh iya…aku hampir lupa kalau kami hanya menginap untuk satu hari di tempat ini..Kemudian aku, Chairiah, Kristyn dan Umrah segera mempersiapkan barang-barang yang akan kami pakai di ‘rumah baru’ karena kami akan tinggal di rumah tersebut selama kami berada di tempat ini..(semoga)…

Pagi yang cerah di Oransbari…
Aku mengajak adik-adikku berjalan-jalan di pagi hari menuju ke pasar untuk mencari pengganjal perut. Hmm…suasana yang sangat indah..pagi yang sejuk dan kami berpapasan dengan warga Oransbari yang menebarkan senyumannya. Kami pun tak lupa membagi senyuman terindah kami buat mereka yang terdiri dari berbagai suku namun satu dalam distrik Oransbari.

Setelah pulang dari pasar, kami mempersiapkan diri untuk ke sekolah siang harinya karena ini adalah perkenalan pertama kami dengan siswa-siswi Oransbari. Namun, aku sudah siap terlebih dahulu karena ditawari oleh Ibu Sukarti (Ibu Kost) untuk mengajar bahasa Inggris di SD Negeri Sidomulyo dari pkl. 07.30-12.05 yang juga merupakan hari pertama mengajar di sekolah tersebut.

Pukul 12.30-18.00
Aku segera bergegas menuju ke sekolah setelah berganti pakaian dan Ishoma selama 20 menit. Untung saja sekolah tempat kami mengajar letaknya hanya di sebelah tempat kami tinggal (karena ruangannya masih menumpang di SMP Negeri Oransbari) sehingga aku tidak terlalu tergesa-gesa untuk menuju ke sekolah karena bel masuk sekolah adalah pukul 13.00.

Hari pertama kami di sekolah adalah hari perkenalan. Belum ada proses belajar mengajar karena mereka baru saja selesai Ujian Semester Gasal. Dari 5 kelas (kelas X,XI IPA, XI IPS dan XII IPA, XII IPS) yang menurut data dari absen siswanya berjumlah kurang lebih 150 orang, namun yang hadir hanyalah sebanyak 40 orang.
Dan jumlah siswa yang paling sedikit hadir adalah siswa kelas XII IPS yang hanya ada 2 orang siswa saja, kemudian disusul oleh siswa kelas XI IPS yang hadir hanya berjumlah 5 orang. Dan ketika aku memperhatikan dengan baik nama-nama mereka di absen, sebagian besar dari mereka adalah penduduk pribumi. Sehingga untuk sementara waktu aku dapat menyimpulkan bahwa kelas IPS didominasi oleh penduduk pribumi dan banyak yang tidak sering ke sekolah.

Hmm…sebenarnya hari yang panas…tapi aku tetap menunjukkan wajah ceria dan bersemangat buat mereka. Kesan pertama harus menggoda..hehehehe…karena aku sangat berharap agar mereka semuanya dapat hadir dalam proses belajar mengajar. Aku dan ketiga adik-adikku mulai memperkenalkan diri satu persatu dan memberitahukan maksud dan tujuan kami ada di Oransbari.

Aku sebagai yang tertua, memberikan kesempatan kepada adik-adikku untuk memperkenalkan diri mereka secara detail terlebih dahulu karena sepertinya di awal aku telah terlalu banyak berceloteh…hehehehe…
Ketika Umra memperkenalkan dirinya sebagai guru Fisika namun akan mengajar Kimia, siswa-siswa terlihat senang karena katanya akan diajar oleh guru baru. Begitupula dengan perkenalan Chae, mereka terlihat antusias karena akan ada yang mengajar TIK dan mempraktikkannya secara langsung karena menurut mereka selama ini hanyalah belajar secara teori saja tanpa pernah memegang komputer ataupun laptop. Dan selanjutnya adalah kesempatan Tytin sebagai guru Ekonomi. Anak IPS yang sejak tadi terlihat diam langsung mengangkat muka dan mengatakan “kalo torang pu guru ekonomi, tong mau ke sekolah setiap hari ne”. Sungguh suatu awal yang luar biasa!

Dan aku pun kemudian maju memperkenalkan diri sebagai guru bahasa Inggris dan Seni Budaya. Wow..respon mereka sungguh di luar dugaanku…ada yang berkata kalau mereka pasti akan lebih susah belajar bahasa Inggris karena gurunya dari jauh…malu katanya..namun aku berjanji pada mereka bahwa Insya Allah, kedatangan kami ke Oransbari bukan untuk membuat mereka malu belajar namun akan membuat mereka bangga dan selalu ingin belajar..
Di akhir perkenalan, siswa meminta kami untuk menunjukkan kebolehan kami…hmm…rupanya mereka juga pintar berinteraksi dan menciptakan feedback antara guru dan siswa…hehehehe…aku menodong ade Chae untuk menyanyi sebagai perwakilan dari kami..hihiiii…dan rupanya mereka begitu terkesan dengan suara ibu guru barunya…asyiikkk…tong pu guru baru..

Setelah perkenalan perdana kami di kelas secara bersamaan, maka kami mengarahkan mereka untuk segera memasuki ruangan kelas masing-masing. Untuk hari ini, aku mendapat tugas untuk mengajar di kelas XII IPS, Chae di kelas XI IPA, Tytin di kelas XI IPS dan Umra di kelas XII IPA.

Aku yang mengajar kelas XII IPS hanya berhadapan dengan 2 orang siswa saja..huffthhh…karena siswanya hanya berdua dan mereka juga telah selesai ujian semester gasal, maka aku memanfaatkan waktu dengan berkenalan dengan mereka yaitu Andreas dan Anis. Andreas tinggalnya di sekitar pelabuhan yang jaraknya kurang lebih 5 km dari sekolah dan biasanya dia berjalan kaki ke sekolah kalau tidak menemukan pembonceng sementara Anis tinggal di Kompleks A yang jaraknya sekitar 2 km dari sekolah. Dan ketika aku menanyakan siswa-siswa yang lain, mereka berdua menjawab kalau biasanya kelas hanya diisi oleh paling banyak 7 orang dari 23 siswa saja..wahhh…suatu hal yang butuh penanganan luar biasa..semangat! dan alasannya didominasi oleh karena mereka berpikir bahwa lebih baik mati bodoh daripada mati makan…mereke lebih menyempatkan diri untuk bekerja mencari uang daripada belajar atau datang ke sekolah…ckckcckkk…aku akan berjuang untuk ini…mereka harus cinta sekolah..tekadku dalam hati.

Setelah istirahat dan masuk di kelas selanjutnya (kelas XII IPA), aku kembali mencari tahu alasan ketidakhadiran mereka di kelas…dan masih dengan alasan yang sama..lebih baik mati bodoh daripada mati makan…pola pikir mereka harus berubah…dan aku ingin agar ini dapat berubah dalam jangka waktu yang dekat..minimal sebulan kami di sini…mereka sudah mencintai sekolah…dan aku yakin…aku pasti bisa…

Sebelum pulang..aku meminta mereka untuk mengabarkan kepada teman-temannya yang belum sempat datang ke sekolah agar nanti pada semester depan mereka sudah hadir semuanya karena mereka sudah ada guru baru…
Pukul 18.00
Kami segera bergegas pulang ke rumah karena hari sudah mulai terlihat gelap dan waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 bel pulang sekolahpun tlah dibunyikan…
Hmmmm….kesan pertama di sekolah…banyak PR yang harus kami selesaikan…dan tunggu kami di semester depan..SM3T akan membawa perubahan..kami Srikandi SM3T di Oransbari akan berjuang untuk itu!

Hari kedua siswa kelas XII IPS yang hadir berjumlah 7 orang. Alhamdulillah sebuah perkembangan yang bagus, mungkin promosi perkenalan kami kemarin betul-betul memberi kesan yang menggoda sehingga membawa dampak yang menggembirakan. Hari itu aku memulai pembelajaran dengan melakukan perkenalan dalam bahasa Inggris sebagai langkah awal untuk membuat mereka bisa mengenal gurunya dan bisa menyenangi bahasa Inggris karena berdasarkan survei mendadak (ehhehehe) yang telah aku lakukan bahwa hampir 99 % siswa SMA Negeri Oransbari tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris dengan alasan bahwa bahasa Inggris itu sangat sulit. Lalu aku mengatakan pada mereka bahwa tak kenal maka tak sayang begitupula dengan bahasa Inggris ini, karena kalian tidak mengenalinya maka kalian tak menyukainya sehingga mengatakan bahwa ini sulit. Aku tak berhenti memotivasi mereka bahwa bahasa Inggris bukanlah bahasa sehari-hari kita jadi wajar jika kalian tak langsung bisa memahaminya namun kalian harus sadari bahwa banyak hal yang kalian lakukan tanpa disadari sebenarnya melibatkan bahasa Inggris di dalamnya,contohnya belajar TIK, hape yang kalian miliki banyak yang menggunakan bahasa Inggris, SMS (Short Message Send) yang tanpa kalian sadari itu adalah bahasa Inggris yang berarti mengirim pesan singkat.

Hal pertama yang aku lakukan adalah membuat mereka cinta sekolah dengan melakukan pendekatan intern terhadap tiap siswa sehingga terjalin kedekatan dengan aku dan mereka. Dengan begitu mereka akan selalu merindukan untuk datang ke sekolah karena ingin selalu mengikuti pelajaran dari ibu guru barunya. Dan Alhamdulillah, rupanya strategi ini lumayan jitu. Lambat laun kelas sudah hampir terisi penuh, yang tidak hadir hanya tinggal satu dua orang saja. Itupun dengan alasan yang bisa diterima karena jarak rumahnya ke sekolah sangat jauh yaitu sekitar kurang lebih 25 km dan mereka tidak memiliki kendaraan pribadi. Yermias dan Fir’aun nama siswaku yang masih jarang hadir. Namun ketika hadir mereka sangat antusias untuk belajar. Dan menurut pengakuannya, Yermias harus turun gunung lagi untuk bisa ke sekolah.

Hari terus berlalu dan aku melaksanakan tugas dengan penuh suka cita. Di antara kami telah betul-betul terjalin keakraban dan rasa saling merindukan sehingga suasana sekolah terasa seperti dalam sebuah keluarga. Eko, siswaku yang paling sering tidak hadir dengan alasan membantu orang tua dengan bekerja sudah rajin ke sekolah dan bahkan minat belajarnya terlihat nyata (utamanya dalam pelajaran bahasa Inggris). Dalam setiap pertemuan dengan siswa-siswaku, aku selalu menyelipkan kata-kata motivasi untuk membangun semangat mereka untuk rajin belajar dan bercita-cita yang tinggi. Namun ada sebuah kalimat yang terlontar bukan Cuma dari seorang siswa saja namun dari beberapa siswa yang sering mengulang kalimat tersebut yaitu “torang tra mau rajin ke sekolah lagi kalau ibu guru dong su pulang ke Makassar”. Aku merayu mereka dengan mengatakan kalaupun ibu guru pulang nanti akan ada yang menggantikan kami lebih baik dan lebih cantik dari ibu guru..heheheh…

Pada bulan Mei 2012, kami pindah belajar ke gedung sekolah baru yang letaknya di atas gunung Wondif, agak terpencil namun kami patut bangga karena sekolah sudah tidak menumpang lagi di SMP Neg. 6 Oransbari sehingga jam belajar bukan lagi pada siang hari namun sudah mulai belajar di pagi hari seperti layaknya anak-anak sekolah yang lain. Tentu saja kepindahan ini tidak serta merta membuat siswa-siswaku merasa nyaman karena mereka masih harus membabat hutan yang akan mereka lewati untuk sampai di sekolah, begitu pula dengan halaman sekolah yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar. Kepala sekolah dan kami para guru-guru setiap sekali seminggu meluangkan waktu untuk melakukan kerja bakti dengan menghimbau siswa-siswi untuk ikut membantu. Dan senangnya karena mereka begitu antusias dan bersemangat membersihkan. Ketika aku tanyakan alasannya, Yermias mengatakan bahwa dengan pindah ke sekolah baru ini, torang tidak merasa meminjam sekolah lagi dan jaraknya sedikit berkurang dibandingkan ketika menumpang gedung sekolah.

Banyak hal yang harus dibenahi. Ruangan memang tersedia begitupula dengan bangku, namun tidak mencukupi dan yang aku takutkan adalah jangan sampai mereka akan mulai untuk tidak rajin lagi ke sekolah karena perpindahan ini. Sehingga lagi-lagi kami dituntut untuk bertindak lebih sigap dan kreatif. Misalnya siswa kelas XI IPS yang pada hari itu tidak memperoleh ruangan, aku arahkan untuk belajar di luar kelas. Dan ternyata mereka lebih menikmatinya bahkan materi yang diberikan lebih mudah diserap karena mereka belajar secara kontekstual dan mereka malah menginginkan untuk selalu belajar di luar ruangan saja..heheheeh…begitupula ketika giliran mereka tak menggunakan papan tulis, aku anggap itu bukanlah penghalang untuk belajar. Aku mempersiapkan kartu yang telah ditulisi materi yang sehubungan dengan kompetensi yang akan dicapai dan lagi-lagi mereka sangat senang belajar. Dan untuk pembelajaran dengan skill listening (mendengarkan), karena tak ada listrik dan sound sistem yang memadai aku memanfaatkan hape yang dimiliki oleh beberapa siswa dengan memindahkan hasil rekaman suara tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa melalui bluetooth. Alhamdulillah…pembelajaran berlangsung dengan efektif dan menyenangkan pula. Dan ketika aku melakukan penilaian hasil belajar, hampir seluruhnya mencapai kompetensi yang diharapkan. Tentu saja aku tak mau tinggal diam dengan mereka yang belum mencapai ketuntasan belajar. Aku menanyakan kendala yang mereka alami ketika dalam pembelajaran, lalu aku meluangkan waktu buat mereka untuk memberikan pengayaan bahkan aku meminta kesediaan mereka untuk belajar bersama dan mengulang kembali materi yang belum tuntas. Yang pastinya aku pantang menyerah..

Ketika aku menanyakan kepada mereka tentang cita-citanya,yang laki-laki kebanyakan ingin menjadi tentara ataupun polisi dan yang perempuan ingin menjadi polwan dan diantara 38 orang siswaku, hanya 3 orang yang bercita-cita jadi guru. Tak apa-apa, yang pastinya mereka punya cita-cita dan keinginan untuk maju dan melanjutkan pendidikan agar bisa menjadi penerus di tanah Papua tercinta ini. Dan akhirnya, pada bulan Juni 2012,seluruh siswa kelas XII IPA dan IPS (38 orang )dinyatakan lulus Ujian Nasional.

Alhamdulillah, rupanya apa yang mereka impikan dan cita-citakan betul-betul ingin mereka raih. Aku mendengar kabar bahwa salah seorang siswaku yaitu Yohanis Don Bosco Hordembun telah menjadi polisi dan kini bertugas di Jayapura. Eka Parwi Dayat kini telah menjadi pegawai di salah satu bank ternama di Jayapura. Yunita Corina Wosiri melanjutkan kuliah di salah satu kampus negeri di Manokwari untuk menjadi perawat. Yunias dan Yan Markus Rumadas pun melanjutkan pendidikannya di UNIPA (Universitas Negeri Papua). Begitupula dengan Nehemia Semerbou yang melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus taruna pelayaran di Jayapura. Sima Aulia yang bercita-cita menjadi guru pun kini juga sedang menjalani studinya dengan menjadi mahasiswa STKIP. Aku betul-betul sangat bersyukur karena mereka yang dulunya tak ingin melanjutkan pendidikan kini betul-betul serius dalam kuliah.

Juli 2012,
Tahun Ajaran baru kini dimulai, dengan siswa baru yang lucu-lucu dan menyenangkan membuat aku semakin betah mengajar di SMA Negeri Oransbari. Tak terasa kebersamaan kami dengan mereka hanya tersisa 4 bulan lagi. Ketakutan mereka akan ditinggalkan mulai terlihat. Mereka khawatir ketika masa kontrak kami di Oransbari selesai dan pulang ke Makassar takkan ada yang mengajar mereka lagi. Terutama siswa kelas XI IPS yang sangat terasa dekat dengan kami, begitu takut akan ditinggalkan. Apelek yang memberikan seekor bayi tupai kepadaku mengatakan bahwa aku harus memberinya nama seperti namanya agar aku tidak lupa kepadanya. Yohana Indowek, siswaku yang paling pemalu dan tidak pernah mau menunjukkan wajahnya jika berbicara dengan temannya dan juga kepada kami gurunya sudah mulai terlihat berubah. Dia sudah bergaul dengan teman kelasnya dan juga bercanda dengan mereka. Ya Allah…semoga kami betul-betul membawa perubahan bagi mereka ke arah yang lebih baik.amiin…

Dan ada seorang siswa yang kini telah membawaku kembali ke SMA Negeri Oransbari adalah Ninang. Jeritan dan tangisannya membuat hatiku merasa teriris ketika pamitan dengan mereka. Dia menangis begitu keras dan mengatakan “Ibu guru..torang trada yang ngajar lagi seperti ibu…ibu tega sampe meninggalkan kami..ibu jangan pulang.” Begitupula dengan Regina yang menghadang aku di depan kelasnya dan mengatakan kalau aku pulang mereka akan palang sekolah..ya ampun…aku harus membujuk mereka lagi agar aku bisa pulang dengan hati yang tenang. Lalu, siswa kelas X memintaku untuk berjanji pada mereka bahwa aku akan datang lagi begitu kuliah selesai. Dan tanpa pikir panjang, aku mengiyakan.

Selama di asrama, tak henti-hentinya mereka menghubungi aku dan meminta kesediaanku untuk datang lagi. Aku mengatakan pada mereka agar mendoakan aku supaya bisa lulus kuliah profesi dan bisa segera ke Oransbari untuk bisa mengajar dengan lebih baik lagi.

Alhamdulillah, pada bulan Januari 2014 aku telah memperoleh hasil dan bisa lulus PPG (Pendidikan Profesi Guru) Prajabatan dengan memperoleh gelar Gr. Yang berarti aku sudah dapat dikatakan sebagai guru profesional. Semoga aku betul-betul bisa mengaplikasikan ilmuku dan menjadi guru profesional.
Akhirnya, pada bulan Maret 2014 aku kembali memenuhi janjiku karena jeritan mereka dan memenuhi panggilan hatiku untuk mengabdikan diri di tanah hitam Papua Barat kabupaten Manokwari Selatan walaupun hanya sebagai guru sukarela namun aku betul-betul menikmati menjadi guru dengan niat mencerdaskan anak bangsa. Amiin… (baca kisah selanjutnya ‘Aku Kembali’)pelita di malam hari

IMG00614-20140605-1103John